Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidato Hari Kemerdekaan India, Modi Janji Hukum Pakistan Jika Serang Negaranya

Kompas.com - 15/08/2025, 15:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Perdana Menteri India Narendra Modi memperingatkan Pakistan bahwa negaranya tidak akan ragu menghukum jika terjadi serangan lagi terhadap "Negeri Anak Benua" di masa mendatang.

Pernyataan itu disampaikan Modi pada Jumat (15/8/2025), dalam pidato peringatan 78 tahun kemerdekaan India dari penjajahan Inggris.

"Tindakan ini adalah normal baru. Kami tidak membedakan antara teroris dan pendukung terorisme," ujar Modi dari Benteng Merah era Mughal abad ke-17 di New Delhi.

Baca juga: India Jadi Pelampiasan Trump jika Negosiasi dengan Putin di Alaska Gagal

Ia juga menegaskan India tidak akan menoleransi apa yang disebutnya sebagai pemerasan nuklir dari Islamabad, sebagaimana dilansir Associated Press.

"India telah memutuskan bahwa ancaman nuklir tidak akan ditoleransi. Pemerasan nuklir telah berlangsung lama, tetapi tidak lagi sekarang," ucapnya.

Peringatan Modi disampaikan tiga bulan setelah India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir, terlibat bentrokan paling sengit dalam beberapa dekade. 

Pertempuran selama empat hari pada Mei lalu membawa kedua negara ke ambang perang.

Konflik itu dipicu serangan bersenjata pada April di Kashmir yang dikuasai India, menewaskan 26 orang. 

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Desa Terpencil Kashmir ?India, 56 Tewas dan Puluhan Hilang

India menuding kelompok milisi yang didukung Pakistan sebagai pelakunya. Islamabad membantah dan meminta penyelidikan netral.

Beberapa hari kemudian, India melancarkan serangan ke sembilan lokasi yang disebut sebagai infrastruktur teroris di wilayah Pakistan. 

Pakistan membalas dengan mengirim pesawat tanpa awak, rudal, dan artileri. Puluhan orang tewas di kedua pihak sebelum gencatan senjata tercapai pada 10 Mei melalui mediasi Amerika Serikat (AS).

Pakistan mengklaim menembak jatuh enam pesawat India, termasuk jet tempur Rafale buatan Perancis. India mengakui mengalami kerugian tetapi tanpa rincian.

Pekan lalu, Kepala Angkatan Udara India mengungkap klaim publik pertama bahwa India menembak jatuh lima jet tempur Pakistan dan satu pesawat militer lainnya.

Pakistan menolak klaim tersebut dan mengusulkan kedua pihak membuka inventaris pesawat untuk verifikasi independen.

Baca juga: India Akan Tangkap Ribuan Anjing Liar, Imbas Tingginya Kematian karena Rabies

Ancaman soal perjanjian air

Dalam pidato Hari Kemerdekaan, Modi juga mengisyaratkan kelanjutan penangguhan Perjanjian Air Indus.

Perjanjian ini mengatur pembagian aliran Sungai Indus yang menjadi sumber kehidupan di kedua negara.

"Sungai-sungai dari India mengairi tanah musuh sementara petani dan tanah negara kekurangan air. India kini memutuskan bahwa darah dan air tidak akan mengalir bersama," ujarnya.

Pakistan menanggapi bahwa setiap upaya India menghentikan atau mengalihkan aliran air akan dianggap sebagai tindakan perang.

Baca juga: Warga India Balas Tarif Trump, Ajak Boikot Produk AS

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau