KHARKIV, KOMPAS.com - Serangan drone Rusia kembali menghantam kawasan permukiman di Kota Kharkiv, Ukraina, menewaskan tujuh orang, termasuk seorang balita dan remaja berusia 16 tahun.
Serangan ini terjadi pada Senin (18/8/2025) dini hari, hanya beberapa jam sebelum Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump di Washington.
Gubernur wilayah Kharkiv, Oleh Synehubov, mengatakan, total ada 20 orang terluka, enam di antaranya anak-anak berusia 6 hingga 17 tahun.
Baca juga: Jelang Bertemu Zelensky, Trump Minta Ukraina Ikhlaskan Crimea ke Rusia
“Rusia melancarkan serangan mematikan ke kawasan sipil. Anak-anak menjadi korban,” tulis Synehubov di Telegram.
Angkatan Udara Ukraina menyebut serangan itu sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa pekan terakhir.
Rusia meluncurkan 140 drone dalam satu malam, jumlah terbanyak sejak 4 Agustus. Dari jumlah itu, 88 berhasil ditembak jatuh, namun sisanya menghantam 25 lokasi di enam wilayah berbeda.
Selain drone, Rusia juga menembakkan empat rudal balistik. Di Kharkiv, ledakan rudal memecahkan sekitar 1.000 kaca jendela gedung dan memaksa sebagian warga dievakuasi.
Wartawan Reuters di lokasi melihat tim medis menolong warga yang terluka di jalanan, sementara tim penyelamat memeriksa puing-puing bangunan tempat tinggal.
Serangan Rusia tidak hanya menyasar Kharkiv. Di Zaporizhzhia, serangan rudal pagi hari melukai 17 orang setelah mengenai infrastruktur penting yang tidak disebutkan.
Di wilayah Laut Hitam, Odesa, serangan memicu kebakaran besar di fasilitas energi dan bahan bakar. Petugas pemadam kebakaran dikerahkan dalam jumlah besar.
Di Sumy, dua orang terluka akibat serangan yang merusak setidaknya selusin rumah dan sebuah institusi pendidikan.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, mengecam keras serangan terbaru Rusia.
Baca juga: Zelensky Tegaskan Ukraina Tak Sudi Serahkan Wilayahnya ke Rusia
“Rusia adalah mesin perang pembunuh yang sedang ditahan Ukraina. Dan harus dihentikan melalui persatuan transatlantik dan tekanan internasional,” tulisnya di platform X.
Ia menegaskan bahwa Moskwa terus membunuh warga sipil meski berbagai upaya perdamaian tengah berlangsung.