Ia mengatakan, para pemimpin Malaysia juga punya kedekatan dengan Hamas hingga menimbulkan kritik internasional karena Hamas dicap sebagai kelompok teroris oleh negara-negara Barat, termasuk oleh Australia.
Setelah serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023, PM Malaysia, Anwar Ibrahim, dilaporkan berbicara dengan salah satu petinggi Hamas.
Dr Zulfikar mengatakan, meski tidak terlalu vokal, negara-negara seperti Vietnam dan Kamboja secara resmi juga mengakui Palestina.
"Di sisi lain, Thailand secara historis mempertahankan sikap yang lebih netral, tapi pengakuannya terhadap Palestina di masa lalu menunjukkan adanya dukungan," kata Dr Zulfikar.
Ia juga mengatakan, pengakuan kolektif Asia Tenggara terhadap Palestina didasarkan pada prinsip-prinsip "anti-kolonialisme dan hak asasi manusia".
Namun, negara-negara Asia Tenggara berhati-hati untuk tidak mengkritik Israel secara berlebihan karena mereka tidak ingin catatan hak asasi manusia di negara masing-masing juga diawasi, kata Dr Mary.
"Menyebut adanya pelanggaran di negara lain bisa malah menunjukkan masalah yang sama secara internal, seperti perlakuan terhadap pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari genosida (di Myanmar) dan perlakuan yang umumnya buruk terhadap minoritas dan migran di negara-negara Asia Tenggara," kata Dr Mary.
Ia juga mengatakan, negara-negara Asia Tenggara cenderung tidak "aktif" mendukung perjuangan Palestina karena mereka juga punya hubungan ekonomi dan teknologi yang kuat dengan Israel, tetapi tersembunyi.
Baca juga: Beberapa Negara Bermuka Dua: Akui Palestina, tapi Dagang dengan Israel
Tak hanya itu, negara-negara anggota ASEAN juga senang untuk tidak melakukan intervensi apa pun terhadap masalah dalam negeri masing-masing karena berpotensi bisa mengganggu hubungan, ujar Dr Mary.
Dr Zulfikar mengatakan, pengakuan Australia atas negara Palestina dapat memperkuat solidaritas antarnegara ASEAN, atau justru sebaliknya, memperburuk hubungan.
Ini semua tergantung pada kepentingan nasional masing-masing negara terkait Palestina.
Sementara itu negara-negara lain, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, menyatakan mendukung Palestina, tetapi belum mengakui kenegaraan Palestina.
"Mengakui negara Palestina merupakan pengakuan formal atas Palestina sebagai entitas berdaulat, sering kali melalui jalur diplomatik atau hukum."
"Di sisi lain, mendukung solusi dua negara mengacu pada dukungan terhadap kerangka politik yang lebih luas yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dengan mendirikan dua negara merdeka, Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan secara damai dan aman."