KOMPAS.com – Setelah serangkaian kegagalan sebelumnya, roket raksasa Starship milik SpaceX akhirnya berhasil menuntaskan uji terbang ke-10 dari Starbase, Texas, AS, pada Selasa (26/8/2025) malam.
Roket yang digadang-gadang Elon Musk sebagai kendaraan untuk membawa manusia ke Mars itu berhasil mencapai luar angkasa dan kembali ke Bumi.
Uji coba ini dinilai membawa angin segar bagi SpaceX dan NASA. Badan antariksa AS tersebut mengandalkan Starship sebagai wahana pendarat untuk misi menempatkan astronot di Bulan dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Pesawat Starship SpaceX Meledak, Puing Tampak Terbakar di Langit
“Mereka sepertinya mencapai semua tujuan uji coba. Saya pikir ini mengembalikan SpaceX ke jalurnya,” ujar Todd Harrison, peneliti senior di American Enterprise Institute, Washington, dikutip dari The New York Times pada Rabu (27/8/2025).
Pejabat NASA, Sean Duffy, juga memberi selamat lewat media sosial X. “Hari ini adalah hari yang luar biasa bagi NASA dan mitra komersialnya,” tulis Duffy.
Diketahui, Starship merupakan roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat. Musk menargetkan roket ini sepenuhnya dapat digunakan kembali, dengan tahap pendorong maupun tahap atas kembali ke lokasi peluncuran dan ditangkap lengan mekanik raksasa.
Jika visi ini terwujud, Starship diyakini dapat merevolusi industri luar angkasa, memungkinkan peluncuran muatan lebih besar dengan biaya lebih murah.
Roket setinggi 121 meter ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu pesawat ruang angkasa tingkat atas (Starship) dan tahap pendorong Super Heavy dengan 33 mesin.
Berbeda dengan NASA, SpaceX mengadopsi filosofi “rusak dan perbaiki” dalam pengembangan, sehingga lebih banyak kegagalan terjadi. Namun, pendekatan ini membuat proses uji coba berjalan lebih cepat.
Baca juga: Sumpit SpaceX Berhasil Tangkap Roket Pendorong Starship Saat Mendarat ke Bumi
Dalam uji terbang kali ini, tahap pendorong sukses mensimulasikan pendaratan lunak di Teluk Meksiko, sementara tahap atas mencapai Samudra Hindia. Di luar angkasa, Starship juga berhasil meluncurkan delapan prototipe satelit internet Starlink generasi terbaru.
Video yang ditayangkan saat masuk kembali menunjukkan pelindung panas bekerja lebih efektif menjaga struktur roket tetap utuh.
Meski demikian, beberapa masalah masih muncul. Salah satu dari 33 mesin pendorong mati, sementara penutup belakang roket terbakar sebagian saat masuk atmosfer.
“Mereka harus melakukan beberapa perbaikan di sana. Namun, roket tetap mampu dikendalikan dengan sempurna dan berhasil mendarat,” kata Harrison.
Akhir misi ditandai dengan simulasi pendaratan vertikal sebelum roket jatuh ke Samudra Hindia. Kamera pelampung SpaceX merekam momen terakhir Starship sebelum meledak.
Super Heavy juga meledak setelah simulasi pendaratannya di Teluk Meksiko, sesuatu yang telah diperkirakan sebelumnya.
Baca juga: SpaceX Tiba di ISS, Misi Penyelamatan Astonot yang Terjebak di Orbit Dimulai