Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Patsy Widakuswara, Jurnalis Indonesia di VOA Gugat Pembredelan

Kompas.com - 27/08/2025, 10:12 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Inas Rifqia Lainufar

Tim Redaksi

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Jurnalis asal Indonesia yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Gedung Putih Voice of America (VOA), Patsy Widakuswara, menggugat pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Gugatan ini bermula dari perintah eksekutif Trump pada Maret 2025 yang memerintahkan penghentian sebagian besar aktivitas VOA dan pemangkasan besar-besaran terhadap badan induknya, US Agency for Global Media (USAGM).

Akibat kebijakan tersebut, ratusan pegawai kontrak diberhentikan. Sekitar 800 pegawai tetap, termasuk tim jurnalis di bawah kepemimpinan Patsy, terpaksa menghentikan hampir seluruh kegiatan redaksional mereka.

Baca juga: Trump Setop Pendanaan VOA dan RFE, Ratusan Jurnalis Diberhentikan

Gugat pemerintah karena dinilai langgar UU

Patsy bersama sejumlah jurnalis VOA lainnya mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Distrik Washington DC dengan nama perkara “Widakuswara v Lake”, merujuk pada Kari Lake, tokoh yang ditunjuk Trump untuk mengawasi USAGM dan melaksanakan pembekuan aktivitas VOA.

“Saya dan beberapa kolega saya menggugat Pemerintah Trump karena kami merasa independensi dan anggaran VOA ditentukan oleh legislatif atau Kongres, bukan eksekutif,” ujar Patsy melalui sebuah video yang diunggah di platform X pada Minggu (24/8/2025).

Ia menilai kebijakan tersebut bertentangan dengan mandat Kongres yang tertuang dalam VOA Charter, yang menegaskan bahwa pemberitaan harus akurat, obyektif, dan bebas dari intervensi politik.

Sejumlah pihak di Washington juga menyuarakan keprihatinan serupa, menyebut langkah Trump sebagai ancaman nyata terhadap kebebasan pers.

Dalih penghematan dan tuduhan propaganda

Pemerintah Trump berdalih, kebijakan ini diambil demi efisiensi anggaran federal. Melalui Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) yang dipimpin Elon Musk, Trump mengklaim bahwa penutupan VOA diperlukan untuk menghapus “propaganda radikal yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.”

Tak hanya siaran yang dihentikan, pemangkasan juga menyasar anggaran operasional VOA, meski sebelumnya telah disetujui oleh Kongres.

“Pemerintah menilai, jurnalisme independen VOA tidak sejalan dengan agenda politik Presiden Trump,” ujar Patsy.

Dikutip dari laman SaveVOA, pemangkasan tersebut menyebabkan jam produksi VOA menurun drastis, dari semula 2.391 jam tayangan per minggu menjadi hanya beberapa artikel web dan satu atau dua video per hari dalam empat bahasa: Farsi, Mandarin, Dari, dan Pashto.

Baca juga: RFA dan VOA Gugat Pemerintahan Trump atas Pemotongan Dana

VOA jadi target politik

Papan nama lembaga penyiaran Voice of America (VOA) di Washington DC, Amerika Serikat, 16 Maret 2025. Presiden AS Donald Trump pada 15 Maret menghentikan pendanaan untuk VOA, media yang didanai Pemerintah AS.AFP/BONNIE CASH Papan nama lembaga penyiaran Voice of America (VOA) di Washington DC, Amerika Serikat, 16 Maret 2025. Presiden AS Donald Trump pada 15 Maret menghentikan pendanaan untuk VOA, media yang didanai Pemerintah AS.
Sejak berdiri pada 1942, VOA dikenal sebagai media internasional milik Pemerintah AS yang menyiarkan berita ke luar negeri.

Setiap pekan, kontennya menjangkau 361 juta audiens global melalui radio, televisi, situs web, dan media sosial.

VOA juga berperan sebagai saluran diplomasi publik AS untuk menjangkau masyarakat di negara-negara dengan kebebasan pers yang terbatas.

Namun, di era Trump, peran strategis ini justru menjadi sorotan. Media yang dibiayai publik tersebut dianggap tak lagi selaras dengan arah politik Gedung Putih.

Pengadilan Distrik Washington DC sebelumnya memutuskan kemenangan di pihak jurnalis. Meski demikian, pemerintah mengajukan banding dan proses hukum masih terus berjalan.

Sidang terbaru dijadwalkan berlangsung pada Senin (25/8/2025) pukul 11.00 waktu setempat di Washington DC.

“Intinya, ini bukan akhir dari VOA. Kami akan terus berjuang demi jurnalisme independen yang dipercaya 360 juta audiens di seluruh dunia, termasuk di Indonesia,” tegas Patsy.

Baca juga: Deretan Kontroversi Robert Reilly, Direktur VOA yang Depak Reporter Asal Indonesia dari Gedung Putih

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau