KOMPAS.com-Salah satu puasa sunnah yang dianjurkan untuk senantiasa dikerjakan setiap bulannya adalah puasa Ayyamul Bidh. Secara bahasa, Ayyamul Bidh berarti “hari-hari putih”.
Puasa ini dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriyah. Dinamakan Ayyamul Bidh karena cahaya bulan dalam tiga malam tersebut lebih bercahaya dan terang dibandingkan malam-malam lainnya.
Dilansir dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW menyebutkan sejumlah keutamaan melaksanakan puasa Ayyamul Bidh.
Baca juga: Bolehkah Puasa 11 Muharram? Ini Penjelasan dan Keutamaannya
Salah satu hadits yang menjelaskan keutamaan puasa ini terdapat dalam wasiat Rasulullah SAW kepada sahabat Abu Hurairah RA. Beliau berpesan agar tidak pernah meninggalkan puasa Ayyamul Bidh.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْر
“Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasihat yang aku tidak pernah meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan (Ayyamul Bidh), mengerjakan sholat Dhuha, dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur.’”
(HR Bukhari no 1178)
Selain kepada Abu Hurairah, lebih jelas lagi dengan menyebutkan tanggalnya, Rasulullah SAW juga berwasiat kepada sahabat Abu Dzar agar berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulannya.
عَنْ أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَمَ: “يَا أَبَا ذَرٍّ، إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ.”
“Dari Abu Dzar berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ‘Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari pada tiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal ke-13, 14, dan 15.’”
(HR Tirmidzi no 761)
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura 2025, Lengkap Arab, Latin, dan Artinya
Dalam riwayat lain, Nabi SAW menjelaskan bahwa pahala puasa Ayyamul Bidh bagaikan puasa satu bulan penuh.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّممَ: “مَنْ صَامَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ”. فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي كِتَابِهِ: {مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا}. الْيَوْمُ بِعَششَرَةِ أَيَّامٍ.
“Dari Abu Dzar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang berpuasa tiga hari pada setiap bulan, maka sama halnya dengan puasa sebulan penuh.’ Lalu Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat yang membenarkan perkara tersebut yaitu (firman-Nya):
{Siapa yang berbuat satu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala sepuluh kali lipat}
(QS Al-An’am: 160)… Satu hari berpuasa sama dengan sepuluh hari.”
(HR Tirmidzi no 762)
Adapun lafaz niat puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:
Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shauma ghadin ayyamal bidh sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya:
“Saya niat berpuasa besok pada (Ayyamul Bidh) hari-hari putih, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Lafaz niat tersebut, sebagaimana puasa sunnah lainnya, boleh dibaca dalam hati pada malam hari, atau di siang harinya sebelum tergelincir matahari (waktu zawal).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang