KOMPAS.com - Bata merah tetap menjadi salah satu material dinding paling populer di Indonesia, terutama untuk rumah tinggal baik di perumahan subsidi maupun rumah non-subsidi.
Meskipun bersaing dengan material modern seperti beton aerasi (AAC), bata merah memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan utama.
Batu bata merah adalah material dinding yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk, dikeringkan, dan dibakar pada suhu tinggi (900–1.200°C) hingga mengeras.
Baca juga: Kekurangan Bata Merah: Kuat Tarik Rendah dan Rentan Retak oleh Gempa
Ukuran standar di Indonesia sekitar 23 x 11 x 5 cm, dengan berat 2–3 kg per unit. Material ini diatur oleh Standar Nasional Indonesia (SNI 15-2094-2000) dan dikenal karena kekuatan, ketahanan, dan ketersediaan lokal yang melimpah.
Bata merah sering digunakan untuk dinding struktural dan non-struktural pada rumah 1–2 lantai, pagar, dan fondasi sederhana.
Berikut adalah keunggulan batu bata merah berdasarkan analisis saintifik dari jurnal ilmiah dan referensi dari Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI):
1. Kuat Tekan Tinggi dan Ketahanan Struktural
Bata merah memiliki kuat tekan rata-rata 5–15 MPa, tergantung kualitas pembakaran, jauh lebih tinggi dibandingkan beton aerasi (AAC, 3–5 MPa) (Journal of Materials in Civil Engineering, 2020).
Bata merah kelas 1 (kuat tekan 10–15 MPa) cocok untuk dinding penahan beban (struktural) pada rumah 1–2 lantai tanpa memerlukan rangka beton bertulang tambahan.
Baca juga: Apakah Bata Ringan Mudah Retak? Ini Penjelasannya
Kekuatan ini memungkinkan bata merah digunakan untuk bangunan permanen dengan beban tinggi, seperti rumah di daerah pedesaan atau perkotaan.
Dengan perkuatan sloof dan kolom praktis, bata merah dapat menahan beban hingga 20–30 ton/m².
Menurut Asosiasi Konstruksi Indonesia, bata merah adalah material pilihan untuk proyek rumah sederhana karena kekuatan struktural dan biaya relatif rendah (Rp 1,2 juta–Rp 1,5 juta/m³, termasuk pemasangan).
Studi dari Construction and Building Materials (2021) menunjukkan bahwa dinding bata merah dengan ketebalan 15 cm memiliki kapasitas beban tekan 2–3 kali lebih besar dibandingkan AAC.
2. Ketahanan Jangka Panjang dan Durabilitas Tinggi
Bata merah tahan terhadap pelapukan kimiawi, serangan biologis (misalnya jamur), dan kebakaran (tahan hingga suhu 1.200°C selama 4–6 jam) (Journal of Building Engineering, 2022).