KOMPAS.com - Bata ringan, atau dikenal sebagai beton aerasi (Autoclaved Aerated Concrete), semakin populer di Indonesia sebagai material dinding untuk rumah.
Namun, salah satu kekhawatiran umum adalah apakah bata ringan mudah retak dibandingkan material tradisional seperti batu bata merah.
Bata ringan adalah material dinding berpori yang terbuat dari campuran semen, kapur, pasir silika, gipsum, air, dan bahan pengembang (aluminium pasta) yang membentuk gelembung udara melalui proses autoklaf (pemanasan tekanan tinggi).
Baca juga: Batu Bata Merah vs Bata Ringan: Mana Lebih Kuat untuk Rumah?
Bata ringan sering digunakan di perumahan subsidi (Rp 136 juta–185 juta) karena efisiensi biaya dan waktu.
Apakah Bata Ringan Mudah Retak?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menganalisis sifat mekanis bata ringan, faktor penyebab retakan, dan perbandingannya dengan material lain seperti batu bata merah, berdasarkan parameter saintifik seperti kuat tekan, kuat tarik, dan perilaku material.
1. Sifat Mekanis Bata Ringan
Bata ringan memiliki kuat tekan 3–5 MPa, lebih rendah dibandingkan batu bata merah (5–15 MPa).
Menurut Journal of Construction and Building Materials (2023), hal ini karena struktur berpori yang mengandung gelembung udara (60–70 persen volume), membuatnya kurang tahan terhadap beban tekan berat.
Kuat tarik bata ringan sangat rendah (0.3–0.5 MPa), sehingga rentan retak saat mengalami tegangan tarik, misalnya akibat pergerakan struktur atau tekanan eksternal.
Bata ringan memiliki modulus elastisitas rendah (1.500–2.000 MPa) dibandingkan bata merah (5.000–10.000 MPa), artinya lebih fleksibel namun juga lebih mudah berdeformasi di bawah tekanan.
Struktur berpori meningkatkan risiko retak mikro jika terkena kelembapan ekstrem atau perubahan suhu, karena air yang terserap dapat menyebabkan ekspansi/kontraksi material.
Bata ringan memang lebih rentan retak dibandingkan bata merah karena kuat tekan dan tarik yang lebih rendah serta struktur berpori. Namun, retakan tidak terjadi secara otomatis dan dipengaruhi oleh faktor eksternal.
2. Faktor Penyebab Retakan pada Bata Ringan
Berdasarkan studi teknik sipil dan laman Asosiasi Konstruksi Indonesia, retakan pada dinding bata ringan disebabkan oleh sejumlah faktor.