KOMPAS.com - Jalan tol telah menjadi bagian dari tulang punggung konektivitas dan mobilitas masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), total panjang jalan tol beroperasi di Indonesia per Agustus 2025 ialah 3.092,7 kilometer yang terdiri dari 75 ruas.
Namun, tahukah Anda siapa yang pertama kali mencetuskan ide pembangunan jalan tol di Indonesia? Berikut sejarahnya.
Baca juga: 10 Proyek Jalan Tol Jadi Prioritas, Ini Daftar Lengkapnya
Ide pembangunan jalan tol di Indonesia pertama kali dikemukakan oleh Raden Sudiro, Wali Kota (sekarang setara Gubernur) Jakarta, pada tahun 1955.
Kala itu, Sudiro memimpin Kota Praja Jakarta Raya selama periode 1953-1960.
Dikutip dari dokumen berjudul "Jalan di Indonesia: dari Sabang Sampai Merauke" yang disusun tim peneliti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sudiro mengusulkan jalan berbayar untuk dapat membantu dana pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Praja Jakarta Raya.
"Pemerintah Daerah Kota Praja Jakarta Raya berusaha keras, karena pengeluarannya terus meningkat, padahal subsidi dari Pemerintah Pusat tetap terbatas," kata Sudiro.
Sayangnya usulan Sudiro itu ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) dengan alasan jalan tersebut justru akan mengganggu lalu lintas.
Selain itu, penarikan tarif jalan tol juga dinilai seperti pungutan pajak pada era kolonial Belanda.
Gagasan pembangunan jalan tol kembali mencuat pada tahun 1970 melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) Sutami. Ia mengusulkan hal itu ke Presiden Soeharto.
Baca juga: Sejarah Baru, Tol Sepanjang 15,47 Kilometer Tuntas dalam 473 Hari
Dia meminta agar pemerintah membangun jalan bypass Jakarta-Bogor karena kemacetan begitu terasa seiring bertambahnya jumlah kendaraan.
Kala itu, tercatat 220.000 kendaraan yang melintasi jalan raya Jakarta. Bahkan, terdapat 9.000 kendaraan melintasi jalan penghubung Jakarta-Bogor per harinya.
Berangkat dari fenomena tersebut, gagasan pembangunan jalan tol lantas mulai dipikirkan, termasuk soal biaya.
Akhirnya, Presiden Soeharto pun menyetujui proyek pembangunan jalan tol pertama, yaitu Jalan Tol Jagorawi yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi.
Rencana pembangunan tol itu bersamaan dengan wacana dibangunnya pabrik semen berkapasitas 1,2 juta ton per tahun di Cibinong, Bogor.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya