Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dua Warna Air di Selat Gibraltar Tidak Tercampur?

Kompas.com - 11/08/2025, 23:00 WIB
Adristi Aris Fahristi,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com – Selat Gibraltar merupakan salah satu fenomena unik di dunia, yaitu fenomena ketika dua warna air laut yang berbeda bertemu namun tidak tercampur.

Lokasi Selat Gibraltar memisahkan benua Eropa dengan benua Afrika dan menghubungkan Laut Mediterania dengan Samudra Pasifik yang juga menjadi jalur pelayaran.

Fenomena ini sering kali membuat banyak orang penasaran, mengapa dua jenis air laut bisa bertemu tanpa langsung bercampur? Padahal keduanya adalah air laut yang sama-sama asin.

Bahkan, dari kejauhan, batas air tampak seperti garis pemisah. Lalu, apa yang menyebabkan fenomena unik ini bisa terjadi? Simak penjelasan di sini.

Baca juga: Peranan Selat Malaka bagi Jalur Perdagangan

Penyebab dua warna air Selat Gibraltar tidak tercampur

Fenomena dua warna air yang tampak tidak tercampur di Selat Gibraltar disebabkan oleh perbedaan karakteristik fisik antara air dari Laut Mediterania dan Samudra Atlantik yang bertemu di wilayah tersebut.

Perbedaan suhu, salinitas (kadar garam), dan kerapatan (densitas) menciptakan lapisan pemisah alami yang disebut front, yakni batas antarmuka antara dua massa air berbeda. Lapisan ini mencegah air dari kedua wilayah bercampur sepenuhnya, seolah ada dinding tipis yang membatasi keduanya.

Selain itu, faktor lain seperti tegangan permukaan dan gelombang internal turut memperkuat stabilitas perbedaan ini, menjadikan garis batas antara warna terlihat jelas di permukaan laut.

Hasilnya, kita dapat menyaksikan pemandangan unik di mana dua warna air laut tampak berdampingan namun tetap terpisah secara nyata.

Baca juga: Perbedaan Laut, Samudra, Selat, dengan Teluk

Potret Selat Gibraltar dari angkasa yang dibuat pada 14 April 1994NASA Potret Selat Gibraltar dari angkasa yang dibuat pada 14 April 1994

Warna air hijau Selat Gibraltar

Warna hijau cerah yang terlihat di Selat Gibraltar berasal dari air Samudra Atlantik. Warna ini muncul akibat karakteristik fisik air Atlantik yang berbeda dari Laut Mediterania.

Air Atlantik memiliki kadar garam lebih rendah, suhu yang berbeda, serta densitas yang lebih ringan dibandingkan air Mediterania yang lebih asin dan cenderung berwarna biru gelap.

Karena perbedaan inilah, terbentuk dua lapisan arus yang terpisah secara alami. Air dari Samudra Atlantik mengalir di lapisan atas menuju timur, masuk ke Laut Mediterania.

Baca juga: Mengenal Selat Dardanella sebagai Perairan Internasional

Warna air biru Selat Gibraltar

Warna air biru gelap yang terlihat di Selat Gibraltar berasal dari air Laut Mediterania. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik fisik antara air Laut Mediterania dan Samudra Atlantik.

Air Mediterania memiliki kadar garam (salinitas) yang lebih tinggi, kepadatan (densitas) yang lebih besar, serta suhu yang berbeda dibandingkan air dari Atlantik yang memiliki kadar garam yang lebih rendah.

Karena tingkat salinitas yang tinggi ini, air Mediterania menjadi lebih berat dan cenderung mengalir di lapisan bawah menuju Samudra Atlantik.

Baca juga: Mengapa Selat Malaka Menjadi Ramai Perdagangan? Ini Alasannya!

Halocline dan Pycnocline di Selat Gibraltar

Melansir dari Britannica, Halocline terbentuk akibat perbedaan salinitas air Laut Mediterania lebih asin dibandingkan air Samudra Atlantik sehingga menciptakan batas yang mencegah keduanya langsung bercampur.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau