Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blood Moon 2025, Bulan Akan Tampak Merah Saat Gerhana 7 September

Kompas.com - 27/08/2025, 17:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com - Pada 7 September 2025, langit malam akan dipenuhi pesona misterius yang jarang terjadi, yaitu fenomena blood moon atau bulan darah.

Peristiwa ini hadir saat gerhana bulan total kedua dalam tahun 2025 berlangsung, menjadikan bulan tampak berwarna merah gelap yang memukau sekaligus misterius.

Yuk kita simak tentang fenomena "bulan darah" yang akan segera terjadi ini!

Siapa yang bisa melihat gerhana bulan ini?

Fenomena blood moon 2025 dapat disaksikan oleh sebagian besar penduduk Bumi.

Dilansir dari TimeandDate, sekitar 77% populasi dunia atau 6,2 miliar orang diperkirakan bisa menikmati seluruh fase gerhana bulan, sementara 88% populasi dunia (7,1 miliar orang) setidaknya dapat melihat fase penumbra.

Baca juga: Perbedaan Umbra dan Penumbra pada Gerhana, Apa Sajakah Itu?

Asia dan Australia Barat menjadi lokasi terbaik karena gerhana dapat dilihat dari awal hingga akhir.

Eropa, Afrika, Australia Timur, dan Selandia Baru masih bisa melihat beberapa fase, termasuk puncak totalitas.

Di Eropa, bulan akan terbit dalam keadaan gerhana, sehingga akan tampak merah tua saat muncul rendah di cakrawala timur — sebuah pemandangan yang menakutkan sekaligus menawan.

Kapan blood moon ini terjadi?

Menurut Space, rangkaian gerhana bulan 7 September 2025 akan berlangsung mulai pukul 15:28 hingga 20:55 GMT. Fase paling dramatis, yaitu totalitas, terjadi selama 82 menit, dari 17:30 hingga 18:52 GMT.

Bagi pengamat, disarankan untuk mulai melihat ke langit sekitar 75 menit sebelum totalitas agar bisa menyaksikan fase gerhana parsial, saat bayangan Bumi perlahan merayapi Bulan.

Setelah fase total berakhir, Bulan akan berangsur kembali ke cahaya penuhnya, memberi kesempatan untuk menikmati seluruh perjalanan gerhana dari awal hingga akhir.

Baca juga: Perbedaan Gerhana Bulan Penumbra, Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Total

Mengapa Bulan tampak merah saat gerhana?

Dilansir dari Live Science, fenomena ini terjadi karena posisi Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar sempurna.

Saat Bumi berada di tengah, cahaya Matahari yang seharusnya menyinari Bulan terhalangi oleh planet kita. Namun, bukan berarti Bulan menghilang.

Cahaya Matahari justru melewati atmosfer Bumi lebih dulu sebelum diteruskan ke Bulan.

Di sinilah fenomena hamburan Rayleigh bekerja. Cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti biru dan ungu tersebar ke segala arah di atmosfer.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau