Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Penggagas Monas yang Sebenarnya?

Kompas.com - 29/10/2025, 22:00 WIB
Hanis Tri Astuti ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Pembangunan Monas

Gagasan pembangunan Monas muncul pada dekade 1950-an, sebagai wujud kebutuhan akan monumen kebangsaan di ibu kota negara.

Secara resmi, pembangunan dimulai pada 17 Agustus 1961, ditandai dengan Presiden Soekarno yang menancapkan pasak beton pertama sebagai fondasi proyek.

Pembangunan Monas diprakarsai oleh Panitia Monumen Nasional yang diketuai oleh Kolonel R. Umar Wirahadikusuma.

Proyek ini berlangsung dalam tiga tahap besar:

  1. Tahap pertama (1961–1965): pembangunan fondasi dan obelisk hingga selesai pada Agustus 1963.
  2. Tahap kedua (1966–1968): sempat tertunda karena gejolak politik pasca-1965.
  3. Tahap ketiga (1969–1976): penyelesaian museum dan penambahan diorama sejarah perjuangan bangsa.

Monas akhirnya dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto.

Baca juga: Tehyan dan Tanjidor, Alat Musik Tradisional DKI Jakarta

Monas sebagai Simbol Perjuangan

Monas dirancang dengan makna filosofis mendalam.

Dua arsitek Indonesia, Soedarsono dan Frederich Silaban, bersama konsultan teknik Ir. Roosseno, menuangkan simbol perjuangan rakyat ke dalam setiap elemen bangunan.

  • Lingga dan Yoni

Tugu utama Monas berbentuk lingga dan yoni, melambangkan kesuburan serta kehidupan. Filosofi ini menggambarkan bangsa Indonesia yang lahir dan tumbuh dari perjuangan rakyatnya.

  • Lidah api berlapis emas

Di puncak Monas terdapat lidah api dari perunggu seberat 14,5 ton yang dilapisi emas murni. Api tersebut melambangkan semangat perjuangan bangsa Indonesia yang abadi, tidak pernah padam oleh waktu.

  • Makna ukuran dan angka 

Setiap ukuran pada bangunan Monas memiliki arti simbolik:

    • Pelataran bawah: 17 meter dari dasar
    • Luas pelataran cawan: 45 x 45 meter
    • Tanggal pembangunan resmi: 17 Agustus 1961

Ketiga elemen ini melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17-8-1945), hari keramat yang menandai lahirnya bangsa.

Baca juga: Jakarta Informal Meeting: Latar Belakang, Tujuan, dan Penyelenggaraan

Referensi:

  • Supardi, Nunus. (2017). Bela Budaya Buku II: Bidang Sejarah, Purbakala, dan Museum (R. Hartanto, Ed.). Direktorat Kesenian, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
  • Suryaningsih, A. R. A. (2015). Monas Sebagai Simbol Perjuangan Bangsa Indonesia. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, Vol. 9.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau