KOMPAS.com - Ilmuwan di Amerika Serikat menemukan bukti adanya hidrogen alami yang terbentuk di bawah tanah. Hidrogen ini berpotensi menjadi sumber energi tanpa batas.
Penemuan ini menandai kemungkinan baru bagi dunia untuk memanfaatkan energi bersih yang terus diperbarui secara alami oleh proses geologis bumi.
Cadangan energi yang berada di bawah bebatuan benua Amerika ini tengah diselidiki oleh para ilmuwan.
Lantas, bagaimana energi yang dimaksud dapat terbentuk? Apa dukungan pemerintah setempat tentang temuan ini?
Cadangan energi dari hidrogen alami
Penelitian yang dilakukan tim University of Nebraska–Lincoln (UNL) menunjukkan bahwa lapisan batuan purba di wilayah Midcontinent Rift atau Cekungan Retakan Tengah Benua di Amerika Utara, dapat menghasilkan dan menyimpan hidrogen dalam jumlah besar.
Gas itu terbentuk akibat reaksi antara air dan batuan kaya besi di kedalaman beberapa ribu kaki di bawah permukaan.
"Gas ini bisa tersimpan cukup dalam untuk stabil, tetapi masih cukup dangkal untuk bisa kami jangkau," kata profesor ilmu bumi dan biologi di UNL, Karrie Weber, dikutip dari Earth.com, Rabu (29/10/2025).
"Kondisi geologinya sangat mendukung," sambungnya.
Weber menjelaskan, kondisi tekanan, suhu, dan struktur batuan di kawasan itu membatasi hilangnya hidrogen, sehingga memungkinkan gas tetap terperangkap dalam jumlah ekonomis.
Energi yang terbentuk dan terbarui sendiri
Hidrogen alami, atau geologic hydrogen, terbentuk ketika air bereaksi dengan mineral seperti olivin dan piroksen, memecah molekul air, lalu melepaskan gas hidrogen.
Menurut penelitian, proses ini tidak membutuhkan pabrik, listrik, atau teknologi tambahan. Selain itu, hidrogen akan terus terbentuk selama air, mineral reaktif, dan panas bumi terus berinteraksi.
Sifat berulang dari proses ini menjadikan hidrogen alami berbeda dari cadangan energi fosil. Gas dapat diperbarui selama reaksi kimia itu tetap terjadi, sehingga berpotensi menjadi energi yang tidak pernah habis.
Dukungan global untuk riset energi tanpa batas
Pemerintah AS kini mendukung penelitian untuk mempercepat produksi hidrogen alami.
Melalui Departemen Energi (DOE), AS mengucurkan dana sebesar 20 juta dollar AS (sekitar Rp320 miliar) kepada 18 tim riset, termasuk Massachusetts Institute of Technology (MIT).
"Kami ingin mengoptimalkan parameter reaksi agar proses pembentukan hidrogen berlangsung lebih cepat dan efisien secara ekonomi," ujar Iwnetim Abate, asisten profesor MIT, dikutip dari Sci-Tech Daily, (2/12/2024).
Abate dan timnya meneliti suhu, tekanan, dan katalis yang dapat mempercepat reaksi alam di bawah permukaan bumi untuk menghasilkan hidrogen secara berkelanjutan.
Menuju masa depan energi bersih yang tak terbatas
U.S. Geological Survey memperkirakan miliaran ton hidrogen tersimpan di kerak bumi. Jika bisa dimanfaatkan dengan aman, cadangan itu dapat menjadi sumber energi bersih yang stabil tanpa emisi karbon.
Dalam sel bahan bakar, hidrogen hanya menghasilkan listrik dan air, tanpa gas rumah kaca.
Karena itu, para ilmuwan menilai hidrogen alami bisa menjadi alternatif nyata untuk menggantikan bahan bakar fosil dan mendukung masa depan energi tanpa batas.
https://www.kompas.com/tren/read/2025/10/31/160000465/-ilmuwan-temukan-potensi-energi-tanpa-batas-dari-retakan-bumi-di-amerika