Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan karena Peralihan Musim

Kompas.com - 09/10/2021, 07:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem selama 10 hari ke depan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, peringatan itu berdasarkan pertanda masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian III September 2021, sebanyak 11.99 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan.

Sementara, sebagian besar wilayah masih mengalami musim kemarau.

Dari analisis dinamika atmosfer, pada periode pekan ini dan potensi beberapa hari ke depan, fenomena gelombang atmosfer teridentifikasi aktif di sekitar wilayah Indonesia termasuk di wilayah Sumatra Utara, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan sebagian Jawa.

"Fenomena gelombang atmosfer tersebut adalah gelombang Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar Sumatra Selatan dan Jawa," ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (8/10/2021).

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Suhu Dingin di Malam Hari Akhir-akhir Ini

Awan hujan skala luas

Dwikorita mengatakan, gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Adapun Gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudera Hindia menuju Samudera Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada Madden Julian Oscillation (MJO).

MJO adalah aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.

"Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia," kata Dwikorita

Sama halnya seperti Gelombang Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia, maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Baca juga: Waspada Pancaroba, Ini Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang BMKG

Kondisi atmosfer cukup basah

Secara umum, kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia masih cukup basah untuk sepekan ke depan, terutama di wilayah barat dan tengah.

Sementara itu, pola belokan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat mengakibatkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan teridentifikasi masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memperkirakan potensi hujan sedang-lebat, yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang dalam periode 7-13 Oktober 2021 di wilayah:

  • Aceh
  • Kepulauan Riau
  • Bangka Belitung
  • Sumatra Barat
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Sumatra Selatan
  • Lampung
  • Jawa Barat
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Utara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua.

Baca juga: 12 Indikator Masyarakat Siaga Tsunami, Simak Penjelasan BMKG

Curah hujan tinggi

Ilustrasi hujan lebat
SHUTTERSTOCK/ND700 Ilustrasi hujan lebat
Selain itu, berdasarkan perkiraan peluang curah hujan dasarian (10 harian), terdapat indikasi potensi curah hujan tinggi hingga 1 dasarian ke depan dengan status waspada, siaga, hingga awas, sebagai berikut:

Kategori awas:

  • Papua (Yahukimo)

Kategori siaga:

  • Papua Barat (Kaimana)
  • Papua (Asmat, Dogiyai, Mimika, Nabire, Nduga, Paniai, Pegunungan Bintang, Puncak, Yalimo)

Kategori waspada:

  • Papua Barat (Kaimana, Manokwari, Tambrauw, Teluk Bintuni)
  • Papua (Boven Digoel, Jaya Wijaya, Jayapura, Keerom, Lanny Jaya, Mappi, Memberamo Raya, Puncak Jaya, Sarmi, Tolikara).

Baca juga: Penjelasan Resmi BMKG soal Potensi Tsunami 28 Meter di Pacitan

Daerah berpotensi banjir

Dasarian I Oktober 2021 daerah yang perlu diwaspadai, sebagai berikut:

Kategori tinggi:

  • Provinsi Papua (Kabupaten Dogiyai, Mimika, Nabire dan Paniai)

Kategori menengah:

  • Provinsi Kalimantan Barat (Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Sintang)
  • Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Timur, Murung Raya)
  • Provinsi Kalimantan Utara (Kabupaten Malinau)
  • Provinsi Sulawesi Tengah (Kabupaten Sigi)
  • Provinsi Sulawesi Barat (Kabupaten Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah)
  • Provinsi Maluku (Kabupaten Maluku Tengah)
  • Provinsi Papua Barat (Kabupaten Manokwari, Teluk Bintuni)
  • Provinsi Papua (Kabupaten Deiyai, Dogiyai, Jayapura, Jayawijaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai, Yalimo).

Baca juga: Ramai Potensi Tsunami 28 Meter di Pacitan Jawa Timur, Ini Analisis BMKG

Dasarian II Oktober 2021 daerah yang perlu diwaspadai, sebagai berikut:

Kategori menengah:

  • Provinsi Papua (Kabupaten Deiyai, Dogiyai, Paniai, Jayapura, Jayawijaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai, Yalimo)

Sementara itu, BMKG juga menganalisis curah hujan pada dasarian II September 2021 berada pada kriteria rendah hingga menengah (0-150 mm/dasarian).

Monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) hingga pemutakhiran data 30 September 2021 menunjukkan HTH ekstrem panjang teramati terjadi di:

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Dengan HTH terpanjang selama 179 hari terjadi di Kupang dan Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: BMKG Deteksi 14 Titik Panas di Indonesia, Ini yang Harus Diwaspadai

Kekeringan meteorologis

Ilustrasi kekeringan. BMKG keluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) di sejumlah wilayah di Indonesia.SHUTTERSTOCK/R_Tee Ilustrasi kekeringan. BMKG keluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) di sejumlah wilayah di Indonesia.
Selain perkiraan hujan ekstrem, BMKG juga memonitor terjadinya HTH di atas dan prediksi peluang hujan kategori rendah (<20 mm/10 hari).

Menurut BMKG, ada indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dengan status siaga dan awas sebagai berikut:

Kategori awas:

  • Bali (Buleleng)
  • Nusa Tenggara Barat (Bima)
  • Nusa Tenggara Tmur (Belu, Flores Timur, Kupang, Nagekeo, Sumba Barat, Sumba Timur)

Kategori siaga:

  • Nusa Tenggara Barat (Dompu, Lombok Timur)
  • Nusa Tenggara Timur (Ende, Ngada, Sikka, Timortengah Selatan).

Kategori waspada:

  • Maluku (Maluku Barat Daya)
  • Nusa Tenggara Timur (Alor, Timortengah Timur).

Baca juga: Potensi Tsunami di Pesisir Maluku Tengah Tinggi, Ini Peringatan BMKG

"Untuk itu, memasuki masa peralihan/transisi/pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan, masyarakat diimbau dapat lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat dengan periode singkat, dan angin puting beliung. Lakukan pemeriksaan sarana-prasarana, dan lingkungan di sekitarnya," kata Dwikorita.

Ia menyebutkan, periode musim hujan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang.

Masyarakat bisa memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini melalui berbagai macam kanal informasi resmi dari BMKG.

"Informasi Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis dan Informasi Prediksi Potensi Banjir Dasarian terkini dapat diakses dari https://iklim.bmkg.go.id," kata Dwikorita.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6,1 di Sangihe Sulut Tak Berpotensi Tsunami, Berikut Analisis BMKG

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau