Suatu penelitian pernah melaporkan, seorang remaja yang mengoleskan cuka apel langsung ke area wajah selama tiga hari berturut mengalami luka bakar kimia.
Risiko iritasi ini mungkin terjadi jika cuka apel dioleskan langsung ke kulit tanpa diencerkan.
Mengonsumsi cuka apel dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama bisa membuat kadar kalium rendah dan kemungkinan bisa memicu pengeroposan tulang atau osteoporosis.
Meski belum banyak penelitian tentang dampaknya terhadap tulang, tetapi pernah ada sebuah laporan yang menghubungkan antara cuka apel dan osteoporosis.
Dilansir dari Healthline, penelitian tersebut melaporkan seorang wanita berusia 28 tahun yang mengonsumsi secangkir cuka apel setiap hari selama enam tahun yang mengalami kelainan darah dan kadar kaliumnya rendah.
Di samping itu, wanita ini juga didiagnosis menderita osteoporosis meski usianya masih relatif muda.
Dokter percaya, konsumsi cuka apel secara berlebihan dapat menyebabkan mineral terlepas dari tulang. Ini merupakan respons tubuh untuk menyeimbangkan keasaman darah.
Cuka apel berpotensi menyebabkan luka bakar pada esofagus atau kerongkongan, saluran yang menghubungkan tenggorokan dengan lambung.
Sebuah tinjauan yang dipublikasikan dalam jurnal Acta Paediatr tahun 1994 menyebutkan, cuka apel adalah asam yang paling umum memicu luka bakar pada tenggorokan.
Para peneliti tersebut juga merekomendasikan agar cuka diklasifikasikan sebagai zat kaustik kuat, atau zat kimia yang sangat asam hingga bisa merusak jaringan tubuh.
Nah, itulah efek samping cuka apel jika dikonsumsi berlebihan. Agar terhindar dari risiko di atas, sebaiknya gunakan dan konsumsi cuka apel secukupnya dan selalu diencerkan terlebih dulu dengan air.
Baca juga: 9 Kelompok Orang yang Harus Menghindari Konsumsi Cuka Apel
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang