Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Seseorang Menguap Saat Merasa Lelah?

Kompas.com - 21/01/2025, 20:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Menguap adalah refleks yang tidak disengaja di mana mulut terbuka lebar dan paru-paru menghirup banyak udara, yang kemudian dihembuskan secara perlahan.

Menguap biasanya terjadi sebelum atau sesudah tidur, sehingga sering dianggap sebagai tanda ngantuk. Kondisi ini juga sering ketika lelah atau saat merasa bosan dengan aktivitas tertentu.

Menurut beberapa peneliti yang penuh perhatian, manusia cenderung menguap sekitar delapan kali sehari, dan beberapa terjadi tanpa alasan yang jelas.

Belum ada alasan pasti terhadap apa yang menyebabkan manusia menguap. Namun, telah ada banyak studi yang dilakukan untuk memberikan alasanya.

Baca juga: 5 Alasan Konsumsi Makanan Tinggi Serat Penting bagi Penderita Diabetes


Mengapa manusia menguap?

Teori yang paling didukung secara ilmiah tentang mengapa Anda menguap adalah pengaturan suhu otak.

Menguap adalah refleks yang dipicu dalam berbagai konteks dan perubahan neurofisiologis yang terutama terjadi selama periode perubahan kondisi, biasanya setelah transisi tidur dan bangun.

Dilansir dari laman Britannica, sebuah studi pada 2007 menyimpulkan bahwa menguap kemungkinan besar berfungsi untuk mengatur suhu tubuh dan otak.

Baca juga: 10 Penyebab Kebiasaan Menunda Pekerjaan yang Sebaiknya Dihindari

Saat Anda menguap, rahang meregang ke posisi paling bawah, meningkatkan aliran darah di area tersebut yang kemudian didinginkan oleh asupan udara yang cepat.

Saat seseorang merasa lelah karena aktivitas otak yang memanas, menguap berfungsi sebagai penyejuk bagi orang yang mengantuk.

Ada banyak penelitian yang menyebut menguap dipicu oleh peningkatan suhu otak. Itu menunjukkan bahwa Anda dapat memanipulasi frekuensi menguap dengan mengubah suhu lingkungan dan suhu otak serta tubuh individu.

Baca juga: Mengapa Seseorang Bisa Menangis Saat Merasa Sangat Senang?

Sejalan dengan itu, sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Physiology & Behavior mengamati kebiasaan menguap dari 120 orang dan menemukan bahwa menguap lebih jarang terjadi selama musim dingin.

Jika suhu otak terlalu jauh di luar kebiasaan, menghirup udara dapat membantu mendinginkannya.

Seseorang akan menguap saat lelah karena otak bekerja lambat, sehingga suhunya turun. Sementara menguap ketika bosan karena otak Anda tidak merasa terstimulasi, menyebabkan suhunya turun.

Baca juga: 5 Alasan Lari Lambat Lebih Bermanfaat daripada Lari Cepat, Apa Saja?

Alasan lain mengapa seseorang menguap adalah karena tubuh ingin membangunkan dirinya sendiri.

Saat menguap, gerakannya membantu meregangkan paru-paru dan jaringannya, dan memungkinkan tubuh melenturkan otot dan persendiannya.

Gerakan tersebut juga dapat memaksa darah menuju wajah dan otak Anda untuk meningkatkan kewaspadaan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau