"Tumit, lutut, siku, dan tangan saya semuanya diserang. Rasa sakitnya sangat menyiksa. Sementara itu, fungsi ginjal saya menurun hingga di bawah 30 persen," ucap Steve.
"Sekitar waktu ini, saya menemukan mitos kedua tentang asam urat yaitu minum jus ceri dan makan ubi jalar bukanlah pengobatan yang baik. Saya belajar dari pengalaman, karena saya bersedia mencoba apa pun untuk mengurangi rasa sakit asam urat," sambungnya.
Pada akhirnya, Steve bertemu dengan seorang nephrologist, spesialis ginjal yang merekomendasikan dialisis untuk membersihkan tubuhnya dari kelebihan asam urat.
Steve mengaku, pengobatan tersebut efektif selama sekitar satu tahun. Akan tetapi, fungsi ginjalnya kemabli menurun dan, pada akhirnya ia membutuhkan transplantasi.
"Istri saya, pahlawan saya, menyumbangkan ginjalnya dan memberi saya kesempatan kedua untuk menjalani kehidupan yang utuh," kata dia.
Baca juga: Dokter Ungkap 6 Tanda Kerusakan Ginjal akibat Asam Urat, Apa Saja?
Steve telah memiliki ginjal baru selama 13 bulan. Namun, ia taksepenuhnya bebas dari gejala.
"Pertama, depresi dan kecemasan saya telah mereda. Meskipun saya masih mengalami serangan asam urat dari waktu ke waktu, saya tidak lagi malu untuk membicarakan kesehatan saya," ucap dia.
"Bahkan, saya menyambut baik kesempatan ini karena saya melihat sekarang saya dapat memberdayakan orang lain yang juga berjuang melawan asam urat atau penyakit ginjal," tambahnya.
Ia kemudian mengingatkan bahwa orang dengan penyakit ginjal harus tahu bahwa mereka berisiko lebih tinggi terkena asam urat.
Penting untuk mengetahui tanda-tandanya, terus bertanya, mencari pengobatan dari spesialis dan menemukan komunitas yang tepat yang dapat membantu.
"Saya menolak untuk membiarkan asam urat mengendalikan hidup saya. Saya ingin orang lain memiliki kebebasan yang sama," ungkapnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini