Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Harus Konseling ke Psikolog? Ini Tanda yang Wajib Kamu Tahu

Kompas.com - 07/06/2025, 20:30 WIB
Yuharrani Aisyah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang yang merasa ragu untuk mencari bantuan profesional terkait kondisi mental yang dialami.

Padahal, mengakses layanan kesehatan mental tidak melulu bagi orang yang sudah mengalami gangguan mental parah, menurut psikolog klinis pada Pusat Layanan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Putri Saraswati, M.Psi.

"Jadi layanan psikologi itu bisa digunakan untuk prevensi atau pencegahan. Itu bisa jadi datang ke layanan psikologi untuk pencegahan suatu masalah sebelum muncul," ujar Putri yang sudah memulai kariernya sejak 2010 kepada Kompas.com, Rabu (4/6/2025).

Putri mencontohkan, seperti seseorang mempunyai kebiasaan susah bangun pagi. 

Ia lantas mengakses layanan psikologi sebelum masalah muncul gara-gara sulit bangun pagi.

Baca juga: Tips Membangun Kepercayaan Diri di Usia Dewasa Menurut Psikolog

Apa Saja Alasan untuk Konseling ke Psikolog?

Selanjutnya, layanan psikologi juga bisa untuk pengembangan diri.

"Jadi enggak ada masalah apapun, misalnya ingin 'aku gimana sih lebih optimal saja potensiku'. Mungkin klien ini bisa lebih optimal ketika ada teman diskusi," jelas Putri.

Sementara itu, fungsi layanan psikologi yang banyak dikenal adalah penyembuhan ketika seseorang mengalami masalah berat.

Layanan konseling yang diberikan oleh Putri lebih bersifat pada masalah adaptif tentang kehidupan sehari-hari yang ringan saja.

Sementara itu, bila sudah masuk ke dalam penyembuhan gangguan mental berat misalnya sampai gangguan kepribadian atau kecemasan, ia menyebutnya sebagai psikoterapi.

Rata-rata klien melakukan konseling masalah adaptif sebanyak satu kali sampai selama satu tahun. Sementara psikoterapi bisa lebih dari satu tahun.

Namun, Putri menegaskan bahwa durasi konseling tetap dipengaruhi oleh karakter dan masalah klien.

"Misalnya sama-sama konseling, ada yang satu kali saja sudah cukup. Tapi ada orang tertentu, dia harus datang konseling tiga sampai lima kali. Ini semua tergantung dari kliennya sendiri sebetulnya dan masalahnya seperti apa gitu ya," papar Putri yang juga kepala program studi S1 Fakultas Psikologi UMM.

Baca juga: Benarkah Anak yang Tumbuh Tanpa Peran Ayah Akan Jadi Generasi Stroberi? Ini Kata Psikolog

Ilustrasi orang tidak bisa bangun dari tempat tidur akibat gangguan mental.PEXELS/ANDREA PIACQUADIO Ilustrasi orang tidak bisa bangun dari tempat tidur akibat gangguan mental.

Kapan Waktunya Konseling ke Psikolog?

Kini, sudah banyak layanan kesehatan mental khususnya psikolog klinis. Terdapat 3.077 psikolog klinis anggota aktif Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia per 7 Juni 2025.

Masih dari data IPK Indonesia, berikut adalah sebagian sebaran psikolog klinis di fasilitas kesehatan Indonesia:

  • 1.232 praktik mandiri
  • 1.170 di pusat layanan psikologi swasta atau bersama
  • 788 di lembaga pendidikan
  • 679 di rumah sakit umum swasta
  • 233 di poli psikologi puskesmas.

Walau sudah banyak praktik psikolog klinis, konseling tetaplah bukan hal mudah. 

Berdasarkan penuturan psikolog klinis di sebuah puskesmas kabupaten di Yogyakarta Mufliha Fahmi, M.Psi., calon klien membutuhkan waktu enam bulan, satu tahun, bahkan dua tahun sebelum konseling ke psikolog.

Lya, panggilan Mufliha Fahmi, juga menemukan bahwa perbedaan lokasi layanan kesehatan mental dapat menentukan wawasan masyarakat di situ untuk menentukan seberapa cepat mereka mencari pertolongan.

Misalnya di tempatnya praktik di biro psikologi swasta dan rumah sakit swasta di Yogyakarta yang letaknya di pusat kota; masyarakat terutama usia muda lebih sadar dengan isu kesehatan mental.

"Mereka enggak perlu nunggu sampai parah banget gitu, ketika merasa butuh untuk sharing atau ada hal yang perlu didiskusikan dengan psikolog, mereka langsung datang. Biasanya waktu antara ingin konsultasi dengan akhirnya beneran konsultasi itu singkat," kata Lya ketika dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (4/6/2025).

Baca juga: Tips Kerja dari Rumah Anti-Burnout dari Psikolog

Lya berharap, orang-orang tidak perlu menunggu sampai mempunyai masalah darurat, baru mengakses layanan kesehatan mental.

Kita dapat membedakan antara stres normal dan abnormal yang sudah membutuhkan bantuan profesional.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau