KOMPAS.com - Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah membawa manusia menjelajahi luar angkasa, mendaratkan wahana di planet lain, dan mengamati jagat raya dengan teleskop tercanggih.
Namun, seiring semakin dalamnya eksplorasi kosmos, alam semesta justru mengungkapkan lebih banyak misteri yang belum terpecahkan.
Di balik keindahan langit malam, tersimpan rahasia besar yang terus menantang logika dan batas pemahaman manusia.
Fenomena seperti lubang hitam, materi gelap, dan energi gelap hanyalah sebagian kecil dari teka-teki kosmik yang membuat para ilmuwan terus bekerja tanpa henti.
Lantas, apa saja fenomena luar angkasa misterius yang menentang penjelasan ilmiah?
Baca juga: Strain Bakteri Baru yang Tak Pernah Ada di Bumi Ditemukan di Stasiun Luar Angkasa China
Berbagai observatorium di Bumi dan luar angkasa telah mengumpulkan data selama puluhan tahun, namun sejumlah pertanyaan fundamental belum menemukan jawabannya.
Hal ini menunjukkan bahwa sejauh apa yang diketahui tentang alam semesta saat ini baru menyentuh permukaannya saja.
Ada misteri terbesar di alam semesta, fenomena yang tidak hanya membingungkan para ilmuwan, tetapi juga memicu rasa ingin tahu yang mendalam tentang asal-usul, struktur, dan nasib akhir jagat raya.
Setiap misteri membawa kita lebih dekat pada pemahaman menyeluruh, sekaligus mengingatkan bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahui dari ruang hampa yang luas tak berujung ini.
Berikut ini fenomena luar angkasa misterius yang menentang penjelasan ilmiah, di antaranya:
Baca juga: Tragedi Metrojet 9268 Tahun 2015, Pesawat Meledak di Angkasa akibat Bom di Kaleng Soda
Bintang Tabby, yang berada sekitar 1.470 tahun cahaya di rasi bintang Cygnus, menunjukkan perilaku yang sangat tidak biasa.
Sebagaimana diberitakan Oldest, Jumat (6/6/2025), berbeda dengan bintang lain yang meredup sedikit saat dilintasi planet, cahaya bintang ini bisa meredup hingga 22 persen tanpa pola yang jelas.
Penurunan kecerahannya tidak teratur dan tidak memiliki jadwal pasti. Bahkan, ada dugaan bahwa bintang ini terus meredup perlahan selama 100 tahun terakhir.
Para ilmuwan menduga penyebabnya mungkin debu dari tabrakan asteroid atau bulan yang hancur, tetapi belum ada teori yang benar-benar bisa menjelaskan perubahan cahaya yang aneh ini.
Ledakan energi radio berdurasi milidetik ini melepaskan daya luar biasa, bahkan melebihi energi yang dipancarkan Matahari selama beberapa hari, namun menghilang secepat kemunculannya.
Sejak pertama kali terdeteksi pada 2007, ratusan sinyal radio dari luar galaksi ini telah ditemukan.
Beberapa muncul berulang dalam pola misterius, sementara lainnya hanya terjadi sekali.
Para ilmuwan menduga sebagian berasal dari magnetar, yaitu jenis bintang neutron dengan medan magnet sangat kuat.
Namun, teori ini belum bisa menjelaskan semua kasus.
Variasi dalam pola dan lingkungan kemunculannya mengisyaratkan bahwa mungkin ada lebih dari satu mekanisme kosmik yang belum sepenuhnya dipahami.
Baca juga: Kisah Malaysia Airlines MH17, Ditembak Rudal Buatan Rusia dan Hancur di Angkasa
Materi gelap adalah zat misterius yang tak terlihat namun diperkirakan membentuk sekitar 25 persen dari total massa dan energi di alam semesta.
Ia tidak berinteraksi dengan cahaya, sehingga tak bisa dideteksi secara langsung.
Perannya sangat penting, tanpa tarikan gravitasinya, galaksi tidak akan mampu mempertahankan bentuknya, dan bintang-bintang di bagian tepi bisa terlempar keluar angkasa.
Meski berbagai eksperimen canggih telah dilakukan untuk mendeteksinya, hingga kini belum ada satu pun partikel materi gelap yang berhasil ditemukan.