Zaman berlanjut hingga memasuki periode Kapur sekitar 90 juta tahun lalu.
Pada masa ini, Bumi kembali panas dengan suhu rata-rata 36 derajat Celcius, sementara di laut kutub mencapai 27 derajat Celcius.
Suhu pada zaman kapur dapat digambarkan panas, lembap, dan penuh hutan, tetapi tidak sampai memusnahkan spesies.
Baca juga: Punya Peran Penting bagi Kehidupan Bumi, Apa Fungsi Lapisan Ozon?
Pada masa sekarang ini, perubahan iklim Bumi tidak hanya dipicu oleh aktivitas planet, tetapi juga aktivitas manusia sendiri.
Selama 2,3 juta tahun terakhir, iklim Bumi mengikuti pola siklus orbit (Milankovitch) secara bergantian antara zaman es dan antar-zaman es.
Namun, emisi karbon akibat ulah manusia telah mengganggu pola ini, bahkan mungkin membatalkan glasiasi selanjutnya.
Menurut para ilmuwan, pada tahun 2100, miliaran manusia diperkirakan akan hidup dalam kondisi panas dan lembap ekstrem.
Sementara itu, pada 2500, sekitar empat puluh persen daratan dimungkinkan sudah tidak cocok digunakan untuk kehidupan seperti sekarang.
Meski Bumi akan pulih secara geologis, mereka mengatakan bahwa pemulihan itu akan berjalan terlalu lambat.
Ilmuwan juga menduga, dalam jangka panjang, pemanasan Matahari dan pelapukan kimia akan terus menurunkan kadar karbon dioksida hingga fotosintesis tidak lagi bisa terjadi.
Lalu dalam 1 miliar tahun, oksigen diperkirakan bisa hilang dari atmosfer dan keadaan Bumi kembali seperti saat zaman Hadean.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini