KOMPAS.com - CEO Meta, Mark Zuckerberg dikabarkan tengah gencar mencari talenta-talenta AI terbaik untuk bekerja di laboratorium superintelligence baru miliknya.
Tidak seperti pendaftaran pekerja pada umumnya, Mark telah memiliki dokumen bernama "The List" yang berisi daftar calon-calon talenta yang telah ia dan timnya pilih secara aktif untuk direkrut Meta.
Melalui dokumen tersebut, Mark melakukan kurasi untuk memilih calon-calon karyawan yang paling cemerlang di industri teknologi ini.
Lantas, kriteria atau kualifikasi seperti apa yang akan dibayar Mark hingga miliaran rupiah?
Baca juga: 3 Keterampilan yang Sulit Digantikan AI Menurut Pakar Teknologi, Apa Saja?
Dikutip dari Times of India, Senin (11/8/2025), Wall Street Journal (WSJ) menuliskan kualifikasi calon karyawan yang ada di dalam The List yang dibuat oleh Mark Zuckerberg bersama timnya.
Menurut WSJ, orang-orang yang berada dalam The List biasanya bergelar PhD, dan merupakan lulusan dari universitas-universitas elite seperti University of California dan Carnegie Mellon University.
Selain itu, mereka biasanya berpengalaman dan berkontribusi langsung di perusahaan besar AI seperti OpenAI di San Francisco atau Google DeepMind di London.
Baca juga: Politisi Inggris Ciptakan Chatbot AI Kloningan Dirinya untuk Dengar Keluhan Warga
Daftar dalam The List juga menuliskan usia rata-rata para calon karyawan adalah 20 hingga 30 tahun.
Mereka diharuskan terbiasa menghabiskan hari-hari dengan menatap layar untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang membutuhkan daya komputasi besar.
Selain itu, diketahui bahwa orang-orang yang menerima catatan dari Mark dilaporkan memiliki beberapa persamaan.
Mereka sama-sama menguasai kalkulus, aljabar linear, dan teori probabilitas.
Rekrutan terbaru Meta yang merupakan seorang penggemar desain algoritma menjadi contoh dari profil tersebut.
Baca juga: Selain Perawat, Pekerjaan Ini Disebut Pakar Sulit Tergantikan AI
Untuk memperbesar peluang mengikuti rekrutmen yang dibuka Meta, pakar teknologi sebaiknya bergabung di komunitas AI.
Anggota di komunitas AI sangat dekat, di mana para peneliti membuat grup di Slack dan Discord untuk saling berbagi informasi lowongan kerja.
Mereka sering memanfaatkan tawaran dari berbagai perusahaan untuk meningkatkan nilai diri.
Dua sumber yang mengenal grup ini membenarkan hal tersebut. Meta bahkan sudah menargetkan puluhan peneliti sehingga persaingan merekrut talenta di Silicon Valley semakin ketat.
Mark Zuckerberg secara pribadi juga mempelajari rekrutmen tersebut. Ia mendalami masalah-masalah teknis dan menyusun strategi bersama dengan dua eksekutif Meta lainnya.
Terdapat obrolan grup yang dijuluki Recruiting Party untuk membahas ratusan kandidat-kandidat yang akan dipilih.
Baca juga: Chatbot AI Dibatasi di Beberapa Negara Bagian AS, Apa Alasannya?
Tim superintelligence milik Mark Zuckerberg dipimpin oleh Alexander Wang, seorang pria berusia 28 tahun. Ia merupakan putra dari seorang fisikawan imigran asal China yang dibesarkan di New Mexico.
Baru-baru ini, Meta menginvestasikan dana sebesar 14 miliar dollar AS atau sekitar Rp 223 triliun (kurs Selasa, 12/8/2025) ke perusahaan Wang yang bernama Scale AI.
Hal ini menjadikannya sebagai salah satu rekrutan dengan nilai tertinggi dalam sejarah.
Dikutip dari Entrepreneur, Jumat (8/8/2025), Apple diketahui kehilangan talentanya karena Meta, dengan empat peneliti AI bergabung dengan perusahaan Zuckerberg pada bulan Juli.
Meta menawarkan paket kompensasi sebesar 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,2 miliar kepada mantan manajer Apple, Ruoming Pang untuk bergabung dengan tim superintelligence Meta, dan diterima oleh Pang.
Selain itu, CTO OpenAI mengirimkan surat terbuka kepada seluruh karyawan agar tidak tergodadengan tawaran dari Zuckerberg. Bahkan, perusahaan sempat menutup operasionalnya selama hampir satu minggu.
Mantan CTO OpenAI, Mira Murati, juga menyatakan bahwa Mark Zuckerberg pernah menawarkan paket gaji bernilai jutaan dollar kepada insinyur di OpenAI. Namun, sampai saat ini belum ada satu pun karyawan yang menerima tawaran tersebut.
Baca juga: AI di Industri Kreatif Indonesia: Seruling, Dasein, dan Pertaruhan Orisinalitas
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini