KOMPAS.com - Berita seputar kericuhan demonstrasi, korban, tindakan aparat, kebijakan, dan pernyataan pemerintah terus bermunculan di media sosial silih berganti.
Berita terkini selalu disertai komentar, pendapat, pesan, maupun protes dari berbagai pihak, baik ditujukan kepada pemerintah, aparat, maupun antarwarga.
Banyaknya informasi yang beredar, ditambah tidak semuanya bernuansa positif, dapat menimbulkan rasa khawatir atau tidak nyaman.
Jika hal ini berlangsung terus-menerus, seseorang bisa mengalami kecemasan hingga kelelahan mental.
Lantas, bagaimana cara meredakan kelelahan mental di kondisi negara yang sedang tak baik-baik saja seperti sekarang ini?
Baca juga: Ciri Seseorang Meminta Maaf secara Tulus atau Tidak Menurut Psikolog
Psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal, mengatakan bahwa situasi negara yang tidak kondusif memang dapat menimbulkan perasaan cemas, khawatir, dan takut.
“Mendengar berita demo, kerusuhan, dan penjarahan yang bertebaran dapat menimbulkan perasaan khawatir, cemas, atau bahkan takut," jelas Danti ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
Situasi tersebut bisa sangat mengganggu, tidak hanya bagi mereka yang berada di lokasi, namun juga bagi yang hanya melihat dari jauh melalui media.
Danti menegaskan bahwa penting untuk menjaga prioritas utama, yakni menjaga kesehatan mental dan fisik.
Terdapat dua cara untuk menjaga kesehatan mental, yakni dengan pengelolaan terhadap diri sendiri, serta pengelolaan terhadap orang lain, berikut penjelasannya.
Baca juga: 11 Tuntutan BEM SI yang Berencana Gelar Demo 2 September 2025
Terus-menerus terpapar berita yang negatif dapat memicu kecemasan dan stres yang berlebihan. Maka dari itu, Danti menyarankan agar setiap orang menetapkan waktu khusus untuk membaca berita.
"Coba tetapkan waktu khusus untuk membaca berita, misalnya hanya 15-30 menit di pagi atau sore hari," ungkap Danti.
Mematikan notifikasi dari aplikasi berita serta media sosial yang cenderung memunculkan konten provokatif atau menakutkan juga dapat membantu meredakan kecemasan.
Baca juga: Aksi Warganet Malaysia dan Thailand Pesankan Makanan via Online untuk Warga Indonesia di Tengah Demo
Saat melihat berita, Danti mengingatkan agar seseorang harus memastikan kebenaran dari berita tersebut, serta memverifikasi kebenaran dari sumber-sumber yang terpercaya dan netral.
Ia juga mengingatkan untuk menghindari berita hoaks atau rumor.
"Hindari berita sensasional, hoaks, atau rumor yang sering tersebar di media sosial dan grup percakapan. Fokus pada fakta, bukan opini atau spekulasi," tegas Danti.
Baca juga: Prabowo Minta Anggota Polisi yang Terluka akibat Demo Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa, Apa Itu?
Danti menjelaskan bahwa mengenali dan mengelola emosi diri dapat menjadi jalan untuk mengatasi kecemasan.
"Apabila seseorang merasa cemas atau takut, akui perasaan itu," ungkapnya.
Kemudian ia menyarankan seseorang untuk bernafas dan mengembuskannya secara perlahan. Teknik sederhana tersebut dapat membantu menenangkan sistem saraf.
"Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Setelah itu, alihkan perhatian ke hal lain yang lebih positif, seperti melakukan hobi, berolahraga, atau berbicara dengan orang terdekat," jelas Danti.
Baca juga: Rangkuman Pernyataan Prabowo soal Demo, Ini 7 Poin yang Ditekankan
Danti mengingatkan agar seseorang menjaga diri dan lingkungan sekitarnya dari tempat yang tidak aman.
"Pastikan kamu dan keluarga berada di tempat yang aman. Jika ada potensi kerusuhan di area tempat tinggal, pastikan pintu dan jendela terkunci," ujar Danti.
Selain itu, kebutuhan darurat seperti air, makanan, dan obat-obatan juga harus disiapkan. Ia menegaskan agar tidak mencoba mendekati lokasi kerusuhan jika tidak ada keperluan yang mendesak.
Baca juga: Aksi Warganet Malaysia dan Thailand Pesankan Makanan via Online untuk Warga Indonesia di Tengah Demo
Tak hanya pengelolaan terhadap diri sendiri, pengelolaan dalam berinteraksi dengan orang lain juga penting agar tidak memengaruhi ketakutan dan kecemasan terhadap kondisi negara saat ini.
Danti menyarankan agar seseorang menghindari perdebatan atau konfrontasi.
"Di tengah situasi tegang, orang-orang cenderung mudah terpancing emosi. Hindari berdebat di media sosial atau forum publik tentang isu-isu yang sensitif," tegasnya.
Selain itu, apabila ada teman atau keluarga yang khawatir, Danti menyarankan agar kita memberikan dukungan. Caranya adalah dengan mengajak berbicara.
"Berbagi cerita dan perasaan bisa sangat melegakan. Pastikan untuk saling memberikan dukungan dan mengingatkan untuk tetap tenang," ungkapnya.
Ia juga menegaskan agar seseorang mengedepankan empati, dan bukan ikut memprovokasi.
"Cobalah memahami bahwa setiap orang memiliki alasan dan latar belakang yang berbeda. Daripada ikut menyebarkan kebencian atau provokasi, lebih baik kita bersikap netral dan menebarkan empati," ucapnya.
Baca juga: Rangkuman Pernyataan Prabowo soal Demo, Ini 7 Poin yang Ditekankan
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, sesorang dapat menjaga ketenangan diri di tengah hiruk pikuk berita yang mencekam.
"Ini bukan berarti kita acuh tak acuh, melainkan memilih cara yang lebih bijak untuk menghadapi situasi yang sulit," tegas Danti.
Namun, apabila kecemasan atau ketakutan yang dialami sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, Danti menyarankan agar seseorang mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor.
"Mereka bisa membantu menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola emosi dan pikiran negatif," pungkasnya.
Baca juga: TikTok, Demo, dan Ilusi Kuasa Medsos
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya