Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Bulan Total 7 September 2025, Jam Berapa Waktu Terbaik untuk Melihatnya?

Kompas.com - 03/09/2025, 19:15 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena gerhana Bulan total akan "menyapa" langit Indonesia pada Minggu (7/9/2025).

Masyarakat di seluruh Indonesia berkesempatan menyaksikan momen ini secara langsung di berbagai lokasi.

Gerhana Bulan total terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus. Posisi tersebut membuat Bulan masuk ke dalam bayangan inti Bumi atau disebut umbra.

Saat puncak gerhana, Bulan akan tampak berwarna merah gelap hingga jingga kemerahan, sehingga kerap disebut blue moon.

Masyarakat tidak perlu membutuhkan peralatan khusus untuk menikmatinya, asal kondisi langit cerah.

Baca juga: Ada Gerhana Bulan Total pada 7 September 2025, Pukul Berapa?

Alasan disebut blue moon

Gerhana Bulan Total bisa diamati dengan mata telanjang, meski penggunaan teleskop atau kamera akan membantu melihat lebih jelas.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menjelaskan, gerhana bulan total (GBT) merupakan salah satu fenomena langit yang selalu menarik perhatian publik.

Fenomena ini juga kerap disebut blood moon atau bulan merah darah.

Baca juga: Fenomena Astronomi September 2025, Ada Gerhana Bulan Total

“Disebut demikian karena saat gerhana, bulan tertutup bayangan Bumi. Namun bulan tidak pernah benar-benar gelap total,” ujar Thomas saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (3/9/2025).

Ia menambahkan, warna merah yang membuat bulan tampak kemerahan muncul akibat pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi.

“Cahaya biru dihamburkan oleh atmosfer, sementara hanya cahaya merah yang diteruskan ke permukaan bulan,” jelasnya.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Blood Moon 7 September 2025, Bisakah Dilihat dari Indonesia?

Jam berapa fase total gerhana bulan?

Menurut Thomas, gerhana Bulan total 7 September ini bisa diamati secara jelas di seluruh wilayah Indonesia pada Minggu malam hingga Senin (8/9/2025) dini hari.

Gerhana dimulai pukul 23.27.02 WIB dan berakhir pada pukul 02.56.26 WIB.

“Fase totanya akan terjadi mulai pukul 00.30.31 hingga 01.52.47 WIB. Jadi, masyarakat bisa menyaksikan puncak gerhana pada rentang waktu tersebut,” kata Thomas.

Ia menegaskan, peristiwa ini dapat terlihat di semua zona waktu Indonesia.

“Untuk wilayah timur, gerhana bisa dinikmati mulai pukul 01.27 WIT hingga 04.56 WIT,” ujarnya.

Baca juga: Gerhana Bulan Total 7 September 2025, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Dampak gerhana Bulan total

Ilustrasi Gerhana Bulan 2025.canva.com Ilustrasi Gerhana Bulan 2025.

Seperti halnya purnama, gerhana Bulan total juga memiliki dampak terhadap kondisi Bumi.

Salah satunya adalah pasang maksimum air laut yang berpotensi memicu banjir rob di beberapa kawasan pesisir.

“Gerhana bulan selalu bertepatan dengan fase bulan purnama, karena pada saat itu posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus,” tutur Thomas.

“Ketika Bumi tepat berada di antara Matahari dan Bulan, cahaya Matahari terhalang sehingga terjadilah gerhana,” tambahnya.

Thomas mengingatkan, gerhana Bulan total tidak selalu bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Oleh karena itu, peristiwa pada 7–8 September mendatang merupakan kesempatan langka.

“Masyarakat bisa mengamatinya dengan mata telanjang tanpa alat bantu, meskipun tentu akan lebih menarik jika menggunakan teleskop atau kamera untuk melihat detail permukaan bulan,” ujarnya menutup penjelasan.

Baca juga: Bukan Gerhana Matahari Total, Ini 5 Fenomena Langit pada Agustus 2025

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau