Meski begitu, langit bisa berwarna merah-jingga ketika Matahari terbit atau tenggelam.
“Posisi matahari yang berada di bawah ufuk membuat cahaya merah dan jingga, yang tidak banyak terhambur, lebih dominan terlihat oleh pengamat,” jelas Husin.
Selain hamburan Rayleigh, ada juga hamburan Mie yang terjadi ketika partikel penghalang cahaya berukuran lebih besar, seperti aerosol atau droplet air.
Hamburan Mie dapat membuat cahaya terhambur secara merata untuk semua panjang gelombang.
Karena alasan itulah, awan terlihat putih padahal langit berwarna biru.
Husin kemudian menyinggung waktu pengambilan video jika diambil pada siang hari.
Warna merah kemungkinan besar timbul akibat atmosfer yang mengandung konsentrasi tinggi aerosol atau debu halus, seperti abu vulkanik, polusi, atau asap kebakaran.
“Partikel-partikel ini dapat menyerap cahaya biru dan ungu serta lebih banyak memantulkan cahaya merah dan jingga,” jelas Husin.
“Kombinasi penyerapan selektif dan hamburan Mie membuat langit tampak merah meskipun matahari masih tinggi,” pungkasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini