KOMPAS.com - Cucu mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela bergabung dalam konvoi kapal menuju jalur Gaza dalam misi memberikan bantuan kemanusiaan, meskipun ada blokade laut Israel.
Mandla Mandela (51) bergabung bersama 10 aktivis Afrika Selatan dalam konvoi yang diadakan armada Global Sumud Flotilla tersebut.
"Tugas kami hanyalah mengakhiri blokade dan mematahkan pengepungan di Gaza. Kami membawa bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh Palestina," ujar Mandela, dikutip dari laman Instagram Floatilla.
"Siapakah yang melanggengkan kekerasan? Siapakah yang menjadi ancaman, bukan hanya bagi Palestina, tetapi bagi seluruh komunitas global?" sambung dia.
Konvoi ini melibatkan puluhan kapal dan ratusan aktivis Pro-Palestina dari 44 negara.
Baca juga: Saat Ratusan Prajurit Israel Menolak Menyerang Gaza, Mengapa?
Mandela mengungkapkan, Palestina sedang mengalami bentuk apartheid yang lebih buruk dibandingkan dengan yang pernah terjadi di Afrika Selatan, dilansir dari Reuters, Kamis (4/9/2025).
Apartheid merupakan sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintahan.
"Kami percaya bahwa masyarakat global harus terus mendukung Palestina, sebagaimana mereka berdiri berdampingan dengan kami," lanjut Mandela.
Diketahui, Israel menolak perbandingan antara kehidupan warga Palestian di bawah blokade ekonominya dengan era apartheid yang terjadi di Afrika Selatan.
Israel juga membela pembatasan ketat atas pasokan bantuan kemanusiaan dan barang-barang lainnya ke Gaza bertujuan unruk mencegah senjata sampai ke tangan kelompok Hamas.
Namun, seperti yang bisa dilihat, kelaparan tersebar luas di berbagai wilayah.
Mandela lalu menjelaskan bahwa apartheid berakhir pada tahun 1994 berkat tekanan dan sanksi yang kuat dari negara lain.
"Mereka mengisolasi Afrika Selatan di era apartheid dan akhirnya meruntuhkannya. Kami yakin sudah waktunya hal itu dilakukan bagi Palestina," tutur dia.
Baca juga: Israel Mulai Operasi Darat di Gaza, Palestina Minta Dukungan Internasional
Konvoi kapal menuju Gaza membawa bantuan makanan dan kemanusiaan melibatkan ratusan aktivis termasuk aktor dan aktris Pro-Palestina.
Para aktivis meneriakkan "Bebaskan Palestina" saat perahu berangkat ke laut lepas, dikutip dari Ahram Online, Senin (1/9/2025).