Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Geser Televisi, Psikolog: Anak Rentan Terpapar Kekerasan

Kompas.com - 07/09/2025, 22:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, menilai anak-anak saat ini menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap banjir informasi, khususnya isu-isu politik yang berulang dan viral di media sosial.

Menurut dia, media sosial sering kali menjadi sarana ajakan langsung kepada anak untuk ikut dalam aksi demonstrasi. Fenomena ini terlihat meningkat pada 2014, 2019, hingga 2025.

“Anak-anak juga merupakan pengguna terbesar informasi digital, sehingga mereka mudah terpapar konten yang memengaruhi emosi, pemahaman, dan perilaku mereka,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (4/9/2025).

Ia menambahkan, paparan berulang terhadap kekerasan dan kemarahan di tengah massa dapat berdampak negatif bagi perkembangan psikologis maupun emosional anak.

Lebih dari itu, menurut Jasra, konsumsi isu politik oleh anak kerap dibarengi dengan manipulasi informasi yang beredar luas di berbagai platform digital.

Sehingga, peran regulasi seperti UU Perlindungan Anak, UU ITE, dan pembatasan penggunaan media sosial bagi anak menjadi sangat penting.

Baca juga: Polisi Amankan Ribuan Anak Saat Demo, KPAI Ingatkan Bahaya Medsos


Media sosial menggeser peran televisi

Mantan Jurnalis RCTI, Jamalul Insan mengatakan, saat ini media sosial bahkan telah menggeser peran televisi.

Menurut dia, kini setiap orang merasa bisa menjadi reporter sekaligus produsen konten.

Akibatnya, apa pun yang dilihat dapat langsung dilaporkan melalui media online maupun media sosial, tanpa melakukan validasi dan konfirmasi terkait kebenaran informasinya.

Kondisi ini membuat foto, gambar, maupun video mudah viral, terutama karena kerap tidak melalui proses penyensoran.

Meski demikian, Jamalul menegaskan agar jurnalis tetap harus berpegang pada kode etik.

Ia juga mengatakan, kewajiban etik tidak hilang meskipun informasi atau visual yang dianggap tidak layak sudah beredar luas di media sosial.

“Kewajiban etik itu tidak gugur oleh karena informasi itu sudah nyebar. Meskipun visualnya orang-orang sudah pada tahu, maka tidak gugur kewajiban etik kita. Artinya kita tetap harus menjaga itu,” ujarnya saat menjadi mentor dalam salah satu sesi Journalism Fellowship on Corporate Social Responsibility (CSR) 2025 Batch 2, Kamis (4/9/2025).

Lebih lanjut, Jamalul menyoroti keluhan publik yang menilai televisi tidak lagi memberikan kontribusi cukup terhadap informasi.

Situasi inilah yang mendorong masyarakat beralih ke media sosial, sekaligus menuntut jurnalis untuk memproduksi konten audiovisual.

Halaman:


Terkini Lainnya
Suka Minum Kopi Pahit Disebut Jadi Indikasi Jiwa Psikopat, Ini Kata Psikolog
Suka Minum Kopi Pahit Disebut Jadi Indikasi Jiwa Psikopat, Ini Kata Psikolog
Tren
Cerita Ahli Geologi Temukan Air Tertua di Bumi Berusia 2,6 Miliar Tahun, Bagaimana Rasanya?
Cerita Ahli Geologi Temukan Air Tertua di Bumi Berusia 2,6 Miliar Tahun, Bagaimana Rasanya?
Tren
3 Faktor yang Buat Kultas, TV, atau Mesin Cuci Cepat Rusak Menurut Pakar
3 Faktor yang Buat Kultas, TV, atau Mesin Cuci Cepat Rusak Menurut Pakar
Tren
Indonesia Vs Lebanon Tayang di Mana dan Live Jam Berapa? Berikut Link-nya
Indonesia Vs Lebanon Tayang di Mana dan Live Jam Berapa? Berikut Link-nya
Tren
Karena AI, Pakar Peringatkan 99 Persen Pekerjaan Bisa Hilang pada 2030
Karena AI, Pakar Peringatkan 99 Persen Pekerjaan Bisa Hilang pada 2030
Tren
Isu PT Gudang Garam PHK Karyawan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Isu PT Gudang Garam PHK Karyawan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Tren
3 Cara Kurangi Tagihan Listrik dalam Penggunaan Kulkas yang Diungkap Pakar
3 Cara Kurangi Tagihan Listrik dalam Penggunaan Kulkas yang Diungkap Pakar
Tren
Tarif Listrik 8-14 September 2025 untuk Golongan Subsidi dan Non-subsidi, Berikut Rinciannya
Tarif Listrik 8-14 September 2025 untuk Golongan Subsidi dan Non-subsidi, Berikut Rinciannya
Tren
Hewan Apa Saja yang Bisa Masuk dan Menginfeksi Tubuh Manusia? Ini Penjelasan Ahli UGM
Hewan Apa Saja yang Bisa Masuk dan Menginfeksi Tubuh Manusia? Ini Penjelasan Ahli UGM
Tren
Wilayah Jabodetabek yang Diprediksi Turun Hujan pada 8-14 September 2025
Wilayah Jabodetabek yang Diprediksi Turun Hujan pada 8-14 September 2025
Tren
Pegawai Bank di Australia Dipecat Usai Kerja 25 Tahun, Diganti Chatbot AI yang Dilatihnya
Pegawai Bank di Australia Dipecat Usai Kerja 25 Tahun, Diganti Chatbot AI yang Dilatihnya
Tren
Tarif Listrik 8-14 September 2025 bagi Pelanggan Subsidi, Rumah Tangga, dan Bisnis
Tarif Listrik 8-14 September 2025 bagi Pelanggan Subsidi, Rumah Tangga, dan Bisnis
Tren
Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 8-9 September 2025
Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 8-9 September 2025
Tren
Wilayah Pulau Jawa yang Berpotensi Hujan pada 8-14 September 2025
Wilayah Pulau Jawa yang Berpotensi Hujan pada 8-14 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Munir Dibunuh dalam Operasi Intelijen? | Hukum Goda Pacar Orang
[POPULER TREN] Munir Dibunuh dalam Operasi Intelijen? | Hukum Goda Pacar Orang
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau