Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ahmad M Ramli
Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital UNPAD

Guru Besar Cyber Law, Digital Policy-Regulation & Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

Infrastruktur Informasi Kritikal Diretas: Urgensi UU KKS

Kompas.com - 21/10/2025, 12:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERETASAN siber terhadap infrastrukstur informasi kritikal (IIK) menjadi ancaman nyata. Serangan siber besar-besaran terbaru yang melanda sejumlah bandara utama di Eropa menjadi alarm keras bagi semua negara.

Kekacauan massal terjadi pascaserangan ransomeware dengan target bandara di Eropa, termasuk Bandara Heathrow, Berlin, dan Brussels yang memiliki sistem keamanan canggih.

Peristiwa yang memicu kerugian dan kepanikan itu dilaporkan BBC News dengan tajuk "EU Cyber Agency Says Airport Software Held to ransom by Criminals" (22/9/2025). Sistem check-in dan boarding secara otomatis disandera kelompok kriminal siber.

Menurut Badan Keamanan Siber Eropa atau European Union Agency for Cybersecurity (ENISA), perangkat lunak komputer jahat itu membuat bandara harus beralih ke prosedur manual selama berhari-hari.

Serangan juga memengaruhi ribuan komputer. Sebagian besar maskapai mulai pulih dua hari kemudian. Ratusan penerbangan terpaksa dibatalkan.

Beberapa bandara memilih melakukan proses check-in manual, sementara peluncuran ulang sistem juga terhambat karena peretas masih berada di dalam jaringan.

Ancaman terhadap sektor penerbangan global terus meningkat. Laporan terbaru dari Thales mencatat terjadi kenaikan yang mencapai 600 persen dalam satu tahun terakhir.

Baca juga: Mungkinkah AI Jadi Pemenang Hadiah Nobel?

Terkait fenomena ransomware, Akamai menurunkan laporan “Ransomware Report 2025: Building Resilience Amid a Volatile Threat Landscape”.

Laporan raksasa teknologi itu menyebut Black Basta, FunkSec, dan grup ransomware as a service (RaaS) lainnya telah mengadopsi AI dan mengembangkan taktik mereka, terutama dalam hal pemerasan.

Cara kerja para pelaku ransomware kini semakin canggih. Jika dulu mereka hanya mengenkripsi data dan meminta tebusan (double extortion), kini muncul cara baru bernama "quadruple extortion" yang melibatkan ancaman tambahan berupa penyebaran data, serangan DDoS, hingga ancaman hukum dan reputasi.

Data Akamai menunjukan, total uang kripto yang berhasil diperas dari korban mencapai sekitar 724 juta dolar AS setara Rp 11,7 triliun melalui jaringan malware TrickBot.

Teknologi seperti AI generatif (GenAI) dan model bahasa besar (LLM) membuat serangan ini makin sering terjadi. Penjahat tanpa kemampuan teknis tinggi kini bisa meluncurkan serangan kompleks contohnya kelompok FunkSec.

Ada juga tren baru, yaitu munculnya kelompok hacker campuran dalam bentuk ransomware-hacktivist hybrid seperti CyberVolk, Stormous, KillSec, DragonForce, yang menggabungkan motif politik dan ideologi dengan kejahatan finansial.

Beberapa kelompok seperti Head Mare, Twelve, dan NullBulge memakai LockBit untuk mengacaukan situasi politik, bahkan menyerang komunitas daring berbasis AI dan game online.

Selain itu, serangan cryptomining juga meningkat, hampir setengahnya menyerang organisasi nirlaba dan lembaga pendidikan. Sektor ini menjadi target karena memiliki daya komputasi besar, tapi sistem keamanannya lemah.

Forum Ekonomi Dunia

Forum Ekonomi Dunia menyelenggarakan annual meeting pada 14-16 Oktober di Dubai. Dalam siaran resminya “How to secure the digital future: Resilience, trust and leadership”,  para ahli dari global future Councils bertemu dengan para pemimpin keamanan siber global untuk membahas tantangan yang saling terkait.

Di tengah pergeseran geo-ekonomi dan geopolitik sebagai dampak kemajuan teknologi yang pesat, kebutuhan akan pemikiran yang tangkas, kolaboratif, dan lintas disiplin semakin mendesak.

Untuk itu, WEF mempertemukan lebih dari 500 pakar dari kalangan bisnis, pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, dan media, bersama dengan 150 pemimpin keamanan siber terkemuka dunia.

Keamanan siber kini menjadi bagian tak terpisahkan dari stabilitas global, ekonomi, dan sosial.

Baca juga: Tilly Norwood: Bintang Film AI Cantik yang Dikecam Hollywood

Pertemuan itu membahas bagaimana teknologi, geopolitik, dan ekonomi relevan dengan ketahanan digital dunia. Pesannya jelas bahwa keamanan siber bukan lagi masalah teknis semata, tetapi terkait dengan kepercayaan publik, tata kelola adaptif, dan kepemimpinan yang visioner.

Para ahli menegaskan bahwa kerentanan menyebar demikian cepat. Ledakan konektivitas, perangkat pintar, dan sistem AI, membuat satu kesalahan kecil saja dapat memicu efek domino global.

Serangan siber kini tidak lagi sekadar pencurian data, tetapi juga upaya manipulasi sistem vital terkait infrastruktur kritikal seperti sektor energi dan air dan IIK lainnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Balita di China Meninggal Tersedak Boba Saat Bermain Trampolin
Balita di China Meninggal Tersedak Boba Saat Bermain Trampolin
Tren
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Cabut Gelar Pangeran, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Andrew
Setelah Cabut Gelar Pangeran, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau