Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuburan Massal Bongkar Penyakit Mengejutkan di Balik Gagalnya Napoleon Invasi Rusia

Kompas.com - 25/10/2025, 18:00 WIB
Fatimah Az Zahra,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Sebuah penelitian menemukan bahwa pasukan Napoleon yang tewas ketika mundur dari Rusia ternyata terjangkit penyakit tidak terduga. 

Para peneliti melakukan analisis DNA dari gigi para prajurit yang dikubur dalam kuburan massal. Analisis menunjukkan bahwa mereka menderita penyakit yang disebabkan oleh kutu.

Pada Oktober 1812, Napoleon memerintahkan pasukannya mundur dari Rusia. Saat itu para prajurit menderita kelaparan, kedinginan, kelelahan, serta berbagai penyakit melanda. Diperkirakan 300.000 prajurit tewas dalam peristiwa tersebut.

“Saya pikir faktor utama mengapa penarikan mundur tersebut gagal adalah karena suhu dingin, kelaparan, dan kelelahan. Dengan atau tanpa penyakit menular, banyak dari mereka akan tetap tewas. Tetapi yang berubah dari temuan ini adalah pemahaman kita tentang jenis penyakit menular yang sebenarnya ada saat itu,” kata Nicolas Rascovan, kepala unit paleogenomik mikroba di Institut Pasteur sekaligus salah satu penulis penelitian.

Baca juga: Louvre Dibuka Lagi, Pengunjung Antre demi Lihat TKP Pencurian Perhiasan Era Napoleon

Analisis DNA dari gigi prajurit

Dilansir dari The Guardian, Jumat (24/10/2025) penelitian tersebut diterbitkan di jurnal Current Biology pada Jumat (24/10/2025).

Rascovan dan timnya menjelaskan bahwa analisis sebelumnya terhadap DNA prajurit yang dikubur di kuburan massal di Vilnius, Lituania, menunjukkan adanya bukti penyakit tifus dan trench fever (demam parit).

Namun, penelitian terdahulu menggunakan metode bernama nested PCR, yang hanya memeriksa keberadaan patogen tertentu.

Dalam penelitian baru ini, tim menggunakan metode berbeda yakni shotgun sequencing yang memungkinkan mencari fragmen DNA dari 185 jenis bakteri penyebab penyakit pada manusia.

Baca juga: 25 Kata-kata Bijak Napoleon Bonaparte, Inspirasi Jadi Pemimpin Hebat

Hasilnya, berdasarkan DNA dari gigi 13 prajurit yang sebelumnya belum diteliti, ditemukan satu orang prajurit terinfeksi bakteri Borrelia recurrentis. Bakteri tersebut menular melalui kutu badan dan menyebabkan demam berulang.

Sementara itu, empat prajurit lainnya terinfeksi Salmonella enterica, penyebab dari demam paratifoid yang menular melalui makanan atau air terkontaminasi.

Salah satu dari keempat prajurit juga dikatakan kemungkinan mengalami demam berulang.

Para peneliti menyebut temuan tersebut sesuai dengan catatan sejarah dari kisah tersebut. Gejala yang dialami oleh pasukan Grand Armee Napoleon adalah demam dan diare.

Menariknya, berbeda dari penelitian sebelumnya, tim tidak menemukan jejak bakteri penyebab tifus maupun demam parit.

Baca juga: Menyelisik Politik Dinasti Napoleon

Ada kemungkinan DNA sudah rusak

Rascovan mengatakan, terdapat dua kemungkinan mengenai penyakit yang dialami para prajurit Napoleon.

Kemungkinan pertama, para prajurit kemungkinan memang tidak terinfeksi tifus atau hanya mengalami infeksi ringan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau