Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UGM Ungkap Efek Menghirup Inhaler Hong Thai yang Terkontaminasi Mikroba

Kompas.com - 30/10/2025, 13:15 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Thailand telah mengeluarkan peringatan terhadap merek inhaler Hong Thai Formula 2 yang terkontaminasi mikroba.

"Produk ini tidak mematuhi peraturan keselamatan dan produksi serta tidak boleh digunakan dalam kondisi apa pun," ujar Wakil Sekretaris Jenderal dan Pelaksana Tugas Kepala FDA, Withit Supachaiyagul.

Produsen Thai Herbal Hong Thai sendiri langsung mengumumkan penarikan kembali terhadap 200.000 produk inhaler tersebut dengan kode LOT 000332, dikutip dari Your Say, Rabu (29/10/2025).

Sebelumnya, inhaler Hong Thai sudah menjadi oleh-oleh populer di kalangan wisatawan. Obat ini dikenal sebagai obat cepat untuk mengatasi pusing dan hidung tersumbat.

FDA menegaskan akan menindaklanjuti pemasaran Hong Thai agar masyarakat terhindar dari risiko kesehatan yang ditimbulkan.

Lantas, apa saja efek samping mengggunakan inhaler yang terkontaminasi mikroba?

Baca juga: Produk Inhaler Herbal Hong Thai Tak Terdaftar BPOM, Masyarakat Diimbau Tak Membeli

Efek samping menghirup inhaler yang terinfeksi mikroba

Menurut Guru Besar Fakultas farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr apt Zullies Ikawati, produk  yang terkontaminasi bakteri dan jamur menimbulkan sejumlah risiko kesehatan apabila dihirup ke dalam saluran pernapasan.

"Pasca inhalasi (produk tersebut), spora jamur atau mikroba bisa menyebabkan bersin, hidung tersumbat, bersin-bersin, mata merah, gatal tenggorokan," terang Zullies saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/10/2025).

Dia melanjutkan, spora mikroba yang masuk ke saluran napas bagian bawah juga bisa memicu batuk, sesak napas, atau memperburuk kondisi semacam asma. 

Selain itu, inhaler tersebut juga dinilai dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit paru yang sudah ada.

"Orang yang memiliki asma, Kronis Obstruktif Paru (COPD), atau masalah imunitas, lebih rentan terhadap infeksi mikroba atau respons alergi bila terpapar jamur atau bakteri," ujar dia.

"Karena inhaler ini secara langsung memasukkan bahan ke rongga napas, maka jika ada mikroba yang terhirup, potensi risiko lebih tinggi dibanding hanya paparan lingkungan," lanjutnya.

Zullies menambahkan, kontaminasi bakteri tertentu seperti Clostridium bisa berpotensi menyebabkan infeksi saluran nafas akut.

Hal ini, kata dia, tergantung dari seberapa besar jumlah bakteri yang terhirup dari inhaler.

Di samping itu, ia mengatakan bahwa mikroba dapat memicu alergi pada orang-orang hipersensitif.  Potensi alergi yang timbul berupa rhinitis, konjungtivitis, dan eksaserbasi asma. 

"Terlepas dari mikroba, inhaler herbal kadang mengandung mentol, kamper, dan bahan penguap yang bisa iritatif atau membahayakan jika digunakan berlebihan," imbau dia.

"Jadi gabungan antara kontaminasi mikroba plus bahan aktif membuat efek samping bisa lebih kompleks," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau