Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Kompas.com - 08/05/2024, 11:32 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber BBC

BEBERAPA minggu lalu, Korea Utara menjadi perhatian internasional setelah merilis lagu propaganda berjudul “Friendly Father” atau “Ayah yang Ramah”. Lirik lagu tersebut berisi pujian terhadap sang pemimpin, Kim Jong Un.

Lagu “Friendly Father” hanya satu dari deretan lagu-lagu propaganda lain yang telah diproduksi Korea Utara selama 50 tahun terakhir. Namun siapa sangka, lagu propaganda yang terbaru justru jadi favorit banyak orang, khususnya di platform TikTok.

Ayo nyanyikan Kim Jong Un, pemimpin hebat. Mari kita banggakan Kim Jong Un, ayah kita yang ramah,” bunyi lagu tersebut.

Baca juga: Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

“Itu lagu yang sangat bagus,” kata seorang pengguna TikTok.

“Taylor Swift tidak menyangka akan langsung tersingkir setelah merilis album barunya,” ujar salah satu penggemarnya secara daring.

“Lagu ini membutuhkan Grammy”, “Ini sangat distopia dalam cara yang paling menarik” — demikianlah segelintir komentar para pengguna TikTok terkait lagu propaganda tersebut.

Para pengguna TikTok juga mengaku tidak bisa berhenti mendengarkan lagu propaganda itu, baik saat perjalanan ke kantor, di gym, bahkan pada saat mengerjakan pekerjaan rumah.

Segelintir pengguna lain justru bernostalgia, mengatakan lagu tersebut mengingatkan mereka pada gaya pop Spanyol dan Prancis atau Eropa Timur.

Bahkan, beberapa pengguna ada yang berupaya mempopulerkan lagu-lagu propaganda Korea Utara lainnya.

“Korea Utara punya lagu berjudul ‘Potato Pride’ yang merupakan lagu tentang betapa serbaguna dan bermanfaatnya kentang, jika ada yang tertarik,” saran salah satu TikTokker.

Sebenarnya tidak mengherankan mengapa lagu propaganda itu bisa viral di media sosial. Lagu itu memiliki tempo cepat yang sangat menarik, tak jauh berbeda dengan lagu-lagu pop hits pada umumnya. Para gen z pengguna TikTok bahkan menyebut lagu ini “kode ABBA”, mengacu pada band terkenal asal Swedia.

Di kala masyarakat biasa menganggap lagu ini hanya sebatas hiburan, para ahli berfokus untuk meneliti lagu ini secara keseluruhan.

Kata Ahli Tentang Cara Buat dan Cara Kerja Lagu Propaganda

Untuk membuat lagu propaganda, pertimbangannya lebih dari sekedar kebutuhan komersial. Lagu harus dapat menembus ke pikiran para pendengarannya.

Menurut Alexandra Leonzini, sarjana Universitas Cambridge yang meneliti musik Korea Utara, tidak ada ruang untuk frasa abstrak atau tempo yang terlalu rumit dalam lagu propaganda. Melodi harus dibuat sesederhana mungkin, mudah dipahami, dan dapat diikuti semua orang.

Lagu propaganda juga harus memiliki nada dengan rentang vokal yang dapat dinyanyikan oleh kebanyakan orang. Demikian pula lagu-lagu propaganda jarang berisi lirik dengan emosi yang nyata karena “idenya adalah mereka ingin memotivasi, berjuang mencapai tujuan bersama demi kepentingan bangsa… mereka cenderung tidak memproduksi lagu seperti balada,” kata Leonzini.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau