Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Merasa Ukraina Akan Gabung Rusia Suatu Saat Nanti

Kompas.com - 13/02/2025, 07:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Ukraina kembali memicu kontroversi.

Dalam wawancara dengan Fox News yang disiarkan pada Senin (10/2/2025), Trump menyebut bahwa Ukraina "mungkin akan menjadi Rusia suatu hari nanti".

Pernyataan tersebut langsung mendapat tanggapan positif dari Moskwa. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Ukraina memang ingin bergabung dengan Rusia.

Baca juga: Menkeu AS Kunjungi Ukraina, Bahas Isu Energi dan Mineral Tanah Jarang

"Fakta bahwa sebagian besar Ukraina ingin menjadi Rusia, dan telah melakukannya adalah fakta," ujar Peskov, merujuk pada pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia pada 2022 melalui referendum yang banyak dikritik komunitas internasional sebagai tidak sah.

Reaksi keras dari Ukraina

Di Ukraina, pernyataan Trump menuai kemarahan. Warga menganggap hal tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap kedaulatan negara mereka.

"Itu semacam kegilaan orang pikun," ujar Daniil, seorang warga Kyiv, dikutip dari AFP pada Rabu (12/2/2025).

Seorang tentara Ukraina bernama Mykola yang ditemui di pusat kota Kyiv juga menentang keras pernyataan Trump.

"Dia bisa berpikir apa saja dan mengatakan apa pun, tetapi Ukraina tidak akan pernah menjadi Rusia," tegasnya.

Baca juga: Presiden Ukraina Tawarkan Tukar Tanah dengan Rusia

Sikap Trump terhadap Rusia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat akan menandatangani salah satu perintah eksekutif di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, Selasa (11/2/2025).GETTY IMAGES NORTH AMERICA/ANDREW HARNIK via AFP Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat akan menandatangani salah satu perintah eksekutif di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, Selasa (11/2/2025).
Trump dikenal memiliki hubungan cukup dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, ia pernah secara terbuka menyangkal temuan intelijen AS tentang campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, yang turut menguntungkan Partai Republik.

Namun, dalam beberapa pekan terakhir, Trump juga meminta Rusia untuk mencari jalan kompromi guna mengakhiri perang dengan Ukraina.

Ia menyarankan Putin untuk mempertimbangkan kerugian besar yang telah diderita dalam konflik tersebut.

Di tengah pernyataan kontroversial Trump, situasi di medan perang antara Ukraina dan Rusia masih terus memanas. Kedua pihak berupaya mengamankan posisi strategis menjelang kemungkinan negosiasi damai.

Di sisi lain, pasukan Rusia terus melancarkan serangan di beberapa wilayah Ukraina. Moskwa dilaporkan berhasil merebut sebuah desa serta melancarkan serangan udara yang menewaskan dua warga sipil.

Baca juga: AS Akan Desak Eropa Beli Lebih Banyak Senjata buat Ukraina

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau