Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Gaza, Greta Thunberg: Saya Tak Takut Ditahan, Saya Takut Dunia Diam

Kompas.com - 12/06/2025, 06:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

STOCKHOLM, KOMPAS.com – Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, kembali ke kampung halamannya pada Selasa (10/6/2025) malam setelah dideportasi dari Israel.

Ia tiba di Bandara Arlanda, Stockholm, sekitar pukul 22.30 waktu setempat. Saat tiba di bandara, Thunberg langsung memberikan pernyataan kepada awak media.

Ia mengecam keras tindakan Israel terhadap Gaza yang dinilainya melanggar hukum internasional dan merupakan bentuk kejahatan perang.

Baca juga: Usai Dideportasi, Greta Thunberg Ungkap Pengakuan Saat Ditahan Israel

“Saya takut bukan karena penahanan. Yang saya takutkan adalah ketika dunia memilih diam di tengah genosida yang sedang berlangsung,” ujar Thunberg.

Dideportasi setelah kapal dihentikan

Thunberg (22) dideportasi bersama tiga aktivis lainnya setelah pasukan keamanan Israel menghentikan kapal layar Madleen yang mereka tumpangi.

Kapal tersebut membawa total 12 aktivis dan memuat bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Misi mereka bertujuan menembus blokade Israel di wilayah Palestina.

Delapan dari 12 aktivis ditahan karena menolak meninggalkan Israel secara sukarela. Sementara empat lainnya, termasuk Thunberg, langsung dideportasi.

Menurut kelompok hak asasi manusia yang mendampingi mereka secara hukum, seluruh aktivis itu kini dilarang masuk Israel selama 100 tahun.

Saat tiba di Stockholm, sekitar 30 orang simpatisan menyambut Thunberg dengan membawa bendera Palestina dan meneriakkan dukungan di tengah kerumunan media.

Baca juga: Israel Deportasi Greta Thunberg, Sita Kapal Madleen

Tuduhan kepada Israel

Sebelum tiba di Swedia, Thunberg sempat transit di Paris. Di sana, ia menyampaikan tuduhan bahwa Israel telah menculik dirinya dan aktivis lain yang berada di kapal.

“Saya paling mengkhawatirkan pelanggaran terhadap hukum internasional dan kejahatan perang yang terus dilakukan Israel,” ujarnya.

Ia juga menuding Israel telah melakukan “genosida sistematis” dan “membuat lebih dari dua juta orang kelaparan secara sistematis” di Gaza.

Tanggapan internasional

Sejumlah organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, turut menyuarakan tuduhan genosida terhadap Israel. Namun, Pemerintah Israel membantah tegas semua tuduhan tersebut.

“Kita harus bertindak. Kita harus menuntut agar pemerintah kita bertindak. Dan kita pun harus bertindak sendiri ketika pemerintah kita tidak bertindak,” ucap Thunberg dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Rabu (11/6/2025).

Nama Greta Thunberg dikenal sebagai simbol gerakan global perubahan iklim. Ia kerap menghindari perjalanan dengan pesawat untuk mengurangi jejak karbon, bahkan pernah melintasi Samudera Atlantik dua kali menggunakan kapal layar.

Baca juga: Ratusan Aktivis Pro-Palestina Berusaha Tembus Blokade Israel Menuju Gaza

Ketika ditanya wartawan soal keputusannya naik pesawat dalam perjalanan pulang kali ini, Thunberg tampak bingung. “Kenapa Anda bertanya soal itu?” katanya singkat.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau