Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juliana Marins Diduga Masih Hidup Sesaat Usai Jatuh di Rinjani, Ada Teriakan Minta Tolong

Kompas.com - 27/06/2025, 05:30 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Inas Rifqia Lainufar

Tim Redaksi

Sumber BBC

LOMBOK, KOMPAS.com – Pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26), yang dilaporkan terjatuh ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani, ditemukan meninggal dunia pada Selasa (24/6/2025).

Insiden ini memicu kemarahan publik Brasil setelah beredar dugaan bahwa korban masih hidup sesaat setelah terjatuh, tetapi tidak segera dievakuasi. Kritik pun mengarah kepada otoritas Indonesia, terutama terhadap durasi proses penyelamatan.

Dikutip dari BBC, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (21/6/2025) pagi. Saat itu, Juliana mendaki bersama lima rekannya dan seorang pemandu. Mereka melalui jalur curam di dekat kawah Rinjani ketika korban terjatuh.

Baca juga: Sederet Fakta Evakuasi Juliana Marins: Kendala, Kronologi, hingga Desakan Keluarga

Beberapa rekaman dari drone dan kamera para pendaki yang tersebar di media sosial Brasil menunjukkan sosok Juliana yang diduga masih hidup, tampak duduk dan berdiri di atas tanah abu-abu, jauh di bawah jalur pendakian.

Tim penyelamat mengaku sempat mendengar teriakan minta tolong tak lama setelah kejadian. Namun, lokasi jatuhnya korban berada di jurang berkedalaman sekitar 600 meter dengan medan ekstrem dan cuaca berkabut, sehingga evakuasi tidak bisa dilakukan dengan cepat.

Keluarga korban menyampaikan duka mendalam melalui media sosial, serta menyatakan terima kasih atas doa dan dukungan publik.

Di sisi lain, warganet Brasil meluapkan kekecewaan terhadap penanganan insiden oleh otoritas Indonesia.

Basarnas bantah evakuasi lambat

Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.BASARNAS via AFP Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.
Menanggapi kritik tersebut, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii membantah bahwa tim penyelamat bergerak lambat.

Ia memastikan bahwa upaya evakuasi telah dimulai sejak Sabtu pukul 10.21 Wita, hanya beberapa jam setelah laporan diterima.

“Saya pastikan bahwa kejadian ini sebenarnya direspons sangat cepat oleh berbagai potensi SAR yang ada di wilayah Mataram,” ujar Syafii dalam konferensi pers di Mataram, Selasa (24/6/2025).

Syafii menjelaskan, medan pencarian sangat berat. Lokasi korban berada di lereng curam pada ketinggian 9.000 kaki. Tim penyelamat harus membawa peralatan vertical rescue dan menghadapi kabut tebal serta hujan yang mengganggu jarak pandang.

Drone thermal sempat dikerahkan pada hari pertama, tetapi gagal mendeteksi keberadaan korban. Baru pada Senin, tubuh Juliana berhasil terlihat melalui pantauan drone.

Korban sempat berpindah posisi

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Yarman Wasur mengatakan, informasi awal menyebut korban jatuh ke jurang sedalam sekitar 200 meter. Namun, saat tim SAR tiba dan menerbangkan drone, korban tidak lagi terlihat di titik yang diperkirakan.

"Setelah dicek, ternyata tidak ada lagi di tempat itu, sudah berpindah," ujar Yarman. Tim sempat kehilangan jejak korban dan harus bermalam di area pencarian.

Kondisi cuaca yang tak menentu serta topografi ekstrem membuat proses pencarian berlangsung hingga beberapa hari. Tali evakuasi yang tersedia hanya sepanjang 250 meter, padahal jurang yang harus dicapai sedalam 600 meter.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau