Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Aliman Shahmi
Dosen

Dosen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mahmud Yunus Batusangkar

Gaduh Rekening Dormant: Momentum Revolusi Literasi Keuangan

Kompas.com - 31/07/2025, 14:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELAKANGAN ini, jagat media sosial ramai keluhan sejumlah nasabah bank yang mengaku rekeningnya tiba-tiba tidak bisa digunakan tanpa pemberitahuan yang jelas.

Dalam salah satu kasus viral, seorang nasabah menyampaikan bahwa rekeningnya diblokir, padahal tidak pernah digunakan dalam waktu lama.

Setelah ditelusuri, rekening tersebut ternyata sudah masuk kategori dormant—rekening yang tidak aktif dalam jangka waktu tertentu dan untuk alasan keamanan diblokir oleh sistem bank.

Tak ayal, publik pun geger. Banyak yang merasa dirugikan, tidak sedikit pula yang menyalahkan pihak bank.

Fenomena ini menyingkap persoalan struktural yang lebih dalam: rendahnya literasi keuangan di tengah masyarakat.

Banyak orang masih beranggapan bahwa menyimpan uang di rekening bank sama seperti menyimpannya di brankas—aman, tidak berubah, dan bisa diambil kapan saja tanpa risiko.

Padahal, fungsi utama rekening bank bukanlah sebagai tempat menyimpan uang pasif, melainkan sebagai alat transaksi.

Baca juga: Ketika Negara Lebih Tertarik Rekening Nganggur Dibanding Pengangguran

Inilah saatnya masyarakat mulai melek terhadap pengelolaan keuangan modern dan memanfaatkan instrumen keuangan yang lebih tepat untuk menyimpan serta mengembangkan asetnya.

Rekening bank: Alat transaksi, bukan tempat menabung

Secara konseptual, rekening bank—terutama tabungan biasa—didesain untuk memfasilitasi transaksi keuangan harian.

Gaji bulanan, pembayaran belanja daring, transfer antar-rekening, hingga penerimaan bantuan sosial pemerintah, semuanya masuk dan keluar melalui rekening ini.

Namun, berbeda dengan anggapan umum, saldo dalam rekening tidak akan diam begitu saja. Biaya administrasi, pajak bunga, dan kemungkinan pemotongan lain seperti biaya SMS banking atau dormansi tetap berjalan meskipun rekening tidak digunakan secara aktif.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur bahwa bank dapat menetapkan biaya atas rekening yang tidak aktif selama kurun waktu tertentu, biasanya enam hingga dua belas bulan.

Jika saldo terus menyusut akibat biaya tersebut, maka rekening dapat ditutup secara otomatis oleh sistem. Ini bukan kesalahan sistem perbankan, tetapi akibat dari ketidaktahuan nasabah terhadap syarat dan ketentuan layanan yang mereka gunakan.

Oleh karena itu, menyimpan dana dalam jumlah besar dan dalam waktu lama di rekening tabungan biasa bukanlah strategi keuangan yang bijak. Nilai uang yang disimpan justru tergerus oleh inflasi dan biaya rutin.

Bayangkan, jika bunga tabungan hanya 0,5 persen per tahun, sementara inflasi mencapai 3–4 persen, nilai riil dari uang tersebut sesungguhnya menyusut.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ekonom: Menteri Keuangan Kunci Stabilitas Fiskal dan Kepercayaan Pasar
Ekonom: Menteri Keuangan Kunci Stabilitas Fiskal dan Kepercayaan Pasar
Ekbis
Cerita Purbaya Yudhi Sadewa, Kaget Saat Diminta Prabowo Gantikan Sri Mulyani
Cerita Purbaya Yudhi Sadewa, Kaget Saat Diminta Prabowo Gantikan Sri Mulyani
Keuangan
Jejak Karier Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pilihan Prabowo
Jejak Karier Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pilihan Prabowo
Ekbis
Ini Tugas Paling Penting Menkeu Purbaya Sadewa Menurut Bos Kadin
Ini Tugas Paling Penting Menkeu Purbaya Sadewa Menurut Bos Kadin
Ekbis
IHSG Hari Ini Anjlok 1,28 Persen, Saham Perbankan Besar Rontok
IHSG Hari Ini Anjlok 1,28 Persen, Saham Perbankan Besar Rontok
Cuan
IHSG Merosot Usai Reshuffle Kabinet, Pasar Dinilai Hanya 'Shock' Sementara
IHSG Merosot Usai Reshuffle Kabinet, Pasar Dinilai Hanya "Shock" Sementara
Ekbis
Profil Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pengganti Sri Mulyani
Profil Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pengganti Sri Mulyani
Ekbis
Profil Mukhtarudin, Loyalis Golkar dan Anggota DPR RI 3 Periode yang Jadi Menteri P2MI
Profil Mukhtarudin, Loyalis Golkar dan Anggota DPR RI 3 Periode yang Jadi Menteri P2MI
Ekbis
IHSG Merosot 1,28 Persen di Tengah Reshuffle Menteri, Efek Sri Mulyani?
IHSG Merosot 1,28 Persen di Tengah Reshuffle Menteri, Efek Sri Mulyani?
Cuan
Pakai Face Recognition Boarding Gate, KAI Hemat 18.697 Rol Kertas Tiket
Pakai Face Recognition Boarding Gate, KAI Hemat 18.697 Rol Kertas Tiket
Industri
Profil Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Bos LPS yang Gantikan Sri Mulyani
Profil Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Bos LPS yang Gantikan Sri Mulyani
Ekbis
Purbaya Sadewa Jadi Menkeu Gantikan Sri Mulyani, Ini Catatan Ekonom
Purbaya Sadewa Jadi Menkeu Gantikan Sri Mulyani, Ini Catatan Ekonom
Ekbis
Profil Ferry Juliantono Menkop Pengganti Budi Arie: dari Aktivis Jadi Menteri
Profil Ferry Juliantono Menkop Pengganti Budi Arie: dari Aktivis Jadi Menteri
Karier
IHSG Merosot 1,28 Persen di Tengah Reshuffle Kabinet, Rupiah Menguat
IHSG Merosot 1,28 Persen di Tengah Reshuffle Kabinet, Rupiah Menguat
Cuan
Sah, Purbaya Yudhi Sadewa Gantikan Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan
Sah, Purbaya Yudhi Sadewa Gantikan Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau