JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memastikan lonjakan harga beras yang terjadi sejak beberapa waktu lalu disebabkan oleh adanya anomali.
Pernyataan ini sekaligus membantah bahwa kenaikan harga komoditas primer itu bukan karena minimnya produksi.
Ia memberi contoh sederhana: minyak goreng, meskipun Indonesia adalah salah satu produsen terbesar di dunia, harganya tetap bisa naik.
Begitu pula dengan ayam dan telur, padahal Indonesia sudah swasembada bahkan ekspor, tetapi tetap saja harganya bisa bergerak naik.
Baca juga: Harga Beras Masih Tinggi, Mentan Amran Sebut Pangan RI Baik-baik Saja
Dari situ, Amran menyimpulkan bahwa kenaikan harga beras kali ini bukan karena produksi yang kurang, melainkan karena adanya anomali atau kejanggalan di pasar.
“Ada yang mengatakan bahwasannya ini produksi kurang. Terus bagaimana dengan minyak goreng? Aku tanya, minyak goreng adalah kita produksi terbesar dunia, kenapa naik? Ayam, telur kenapa naik? Kita sudah swasembada, kita ekspor, artinya ini ada anomali,” ujar Amran saat ditemui wartawan di gedung DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pemerintah tidak tinggal diam.
Amran memastikan bahwa salah satu langkah yang dilakukan adalah operasi pasar secara besar-besaran.
Operasi pasar ini difokuskan pada daerah-daerah yang harga berasnya paling tinggi.
Ia menyebut langkah tersebut bukan hanya dilakukan oleh Kementerian Pertanian, tetapi juga melibatkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) hingga Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Anomali ini kita perbaiki bersama. Caranya memperbaiki kalau khusus beras, itu kita operasi pasar besar-besaran. Kemudian kita fokus pada daerah yang harganya tinggi. Itu dilakukan oleh Bapanas, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian,” paparnya.
Hingga Oktober 2025, Indonesia belum mengimpor beras sama sekali.
Padahal tahun lalu, impor bisa mencapai 3 - 4 juta ton.
“Yang terpenting, yang menarik adalah sampai Oktober sekarang, tidak ada impor, benar? Tahun lalu 3-4 juta ton. Itu yang terpenting, kita harus bangga atas gagasan besar Bapak Presiden, itu paling penting,” beber Amran.