GAZA, KOMPAS.com - Sejumlah negara di seluruh dunia pada Jumat (8/8/2025) mengutuk Israel untuk merebut kendali atas Kota Gaza.
Melansir AFP pada Sabtu (9/8/2025), mereka menilai rencana Israel yang ingin menguasai wilayah itu hanya akan memperburuk konflik dengan Hamas dan menyebabkan lebih banyak korban jiwa.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan rencana Israel merupakan "eskalasi berbahaya" yang berisiko memperburuk kondisi warga Palestina biasa.
Baca juga: Tolak Dikritik, Israel Ngotot Ingin Kuasai Kota Gaza
Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan rencana itu harus "segera dihentikan".
Ia menambahkan bahwa Israel seharusnya mengizinkan "aliran bantuan kemanusiaan secara penuh dan tanpa hambatan" dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina harus membebaskan para sandera tanpa syarat.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada AFP bahwa beberapa negara telah meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB terkait rencana Israel tersebut.
Hamas mengecam rencana pemerintah Israel sebagai "kejahatan perang baru yang ingin dilakukan tentara pendudukan terhadap" Gaza.
Kelompok ini memperingatkan bahwa operasi itu akan "memberikan konsekuensi besar".
Baca juga: Sejumlah Negara Desak Israel Batalkan Rencana Kendalikan Gaza
Adapun Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Israel belum bereaksi secara terbuka terhadap pengumuman terbaru ini.
Presiden Donald Trump mengatakan pada Selasa (5/8/2025) bahwa ia fokus pada peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan "sejauh yang tersisa...itu akan sangat bergantung pada Israel".
Lalu, siapa saja pihak yang mengutuki Israel? Berikut daftarnya:
"Keputusan pemerintah Israel untuk memperluas operasi militernya di Gaza harus dipertimbangkan kembali," kata Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen di X.
Leyen menyerukan gencatan senjata, pembebasan semua sandera, dan "akses segera dan tanpa hambatan" untuk bantuan kemanusiaan di Gaza.
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa memperingatkan bahwa "keputusan (Israel) semacam itu pasti akan berdampak" pada hubungan Uni Eropa-Israel.
"Situasi di Gaza masih dramatis, dan keputusan oleh pemerintah Israel hanya akan semakin memperburuknya," katanya di X.