Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat di Inggris, JD Vance: AS Tidak Berencana Akui Negara Palestina

Kompas.com - 09/08/2025, 19:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Euronews

LONDON, KOMPAS.com – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance menegaskan bahwa Washington tidak memiliki rencana untuk mengakui negara Palestina.

Pernyataan itu disampaikan saat ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy di London, Jumat (8/8/2025).

Sebelum pertemuan dimulai, Vance menanggapi pertanyaan wartawan terkait keputusan Inggris yang berencana mengakui negara Palestina pada September 2025, kecuali Israel setuju menghentikan serangan di Gaza.

Baca juga: Macron yang Bakal Akui Negara Palestina, Kini Kecam Video Penyanderaan Hamas

“Saya tidak yakin apa arti pengakuan tersebut, mengingat tidak adanya pemerintahan yang berfungsi di sana,” ujar Vance.

“Jika perdamaian di kawasan itu mudah dicapai, hal itu pasti sudah dilakukan,” jelas dia, dikutip dari Euronews.

Pernyataan Vance muncul di tengah perbedaan pandangan antara Washington dan London mengenai cara mengakhiri perang Israel–Hamas, serta perang Rusia–Ukraina.

Selain membahas isu geopolitik, Inggris juga tengah berupaya mencapai kesepakatan ekspor baja dan aluminium ke AS. Kedua pihak saat ini sedang merampungkan detail perjanjian perdagangan yang diumumkan pada akhir Juni lalu.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (7/8/2025) menyatakan berharap dapat bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pekan depan.

Pertemuan ini diharapkan terjadi menjelang tenggat waktu yang ditetapkan Trump kepada Moskwa untuk menunjukkan kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina tiga tahun.

Baca juga: Hamas Tolak Letakkan Senjata Sebelum Negara Palestina Berdiri

Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan sejumlah pemimpin Eropa menekankan bahwa Ukraina harus dilibatkan dalam setiap negosiasi damai. Fokus Trump sendiri lebih kepada pembicaraan bilateral dengan Putin.

AS dan Inggris, yang memiliki hubungan diplomatik dekat, juga berbeda pandangan terkait penyelesaian perang di Gaza.

Meski berasal dari spektrum politik yang berbeda, Vance dan Lammy dikenal memiliki hubungan pribadi yang baik.

Lammy, politisi Partai Buruh yang berhaluan kiri, dan Vance, Republikan konservatif pendukung agenda “America First” Trump, sama-sama tumbuh dari masa kecil yang sulit dan memiliki latar belakang iman Kristen.

Dalam wawancara dengan The Guardian, Lammy menyebut Vance sebagai teman yang memahami latar belakang hidupnya.

“Saya merasa JD benar-benar memahami saya dan dia benar-benar memahami Angela. Jadi, itu adalah satu setengah jam yang luar biasa,” ujar Lammy, merujuk pada Wakil Perdana Menteri Inggris Angela Rayner.

Lammy pernah menghadiri misa Katolik di rumah Vance di Washington awal tahun ini. Keduanya juga bertemu kembali di Kedutaan Besar AS di Roma saat menghadiri pelantikan Paus Leo XIV pada Mei 2025.

Baca juga: Israel Mau Rebut Gaza, Warga Palestina: Kami Hidup dan Mati di Sini

Ketika ditanya apakah Presiden Trump telah diberi tahu soal rencana Israel menduduki Kota Gaza, Vance menegaskan ia tidak akan terlibat dalam percakapan semacam itu.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau