KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia akan menyaksikan gerhana bulan total pada Senin dini hari, 8 September 2025.
Fenomena langit ini diprediksi mencapai puncak gerhana pukul 01.11 WIB. Gerhana bulan total merupakan peristiwa langit langka yang terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, sehingga bayangan bumi menutupi bulan sepenuhnya.
Dikutip dari Instagram Observatorium Bossch, berikut detik-detik waktu terjadinya gerhana bulan total 2025 di Indonesia:
“Kegiatan malam ini lebih dari sekadar sains. Ini adalah kolaborasi untuk perdamaian, mengingatkan kita bahwa meski berada di tempat berbeda, kita semua dipersatukan oleh langit dan semesta yang sama,” tulis Bosscha Observatory melalui akun Instagram resmi mereka.
Baca juga: Puncak Gerhana Bulan Total 8 September 2025 Terjadi Pukul 01.11 WIB, Ini Rangkaian Waktunya
Untuk memudahkan pengamatan publik, Observatorium Bosscha menggelar livestream gerhana bulan total bersama 22 titik pengamatan dari komunitas astronomi di seluruh Indonesia, termasuk Kupang, Maumere, Malang, Yogyakarta, Jakarta, Lampung, Aceh, hingga Singapura.
Semua titik pengamatan akan terhubung secara bersamaan untuk berbagi pengalaman melihat gerhana.
Jadwal Livestream:
Livestream dapat diakses melalui YouTube Bosscha Observatory: https://bit.ly/ObsBosschaGBT2025.
1. Lokasi Terbuka: Pilih tempat yang minim polusi cahaya, misalnya lapangan terbuka atau pantai.
2. Peralatan: Gunakan teropong atau binokular untuk melihat detail permukaan bulan. Mata telanjang juga aman digunakan.
3. Dokumentasi: Siapkan kamera dengan tripod untuk merekam atau memotret gerhana.
4. Kolaborasi: Ikuti tagar resmi di media sosial: #DamaiDibawahBulanMerah atau #GBTSep2025, dan tag akun @bosschaobservatory.
Fenomena puncak gerhana bulan total bukan hanya momen astronomi, tetapi juga simbol persatuan.
Baca juga: Link Live Streaming Gerhana Bulan Total 2025 dan Cara Menyaksikannya
Masyarakat dari berbagai wilayah bisa menyaksikan langit yang sama, meski jarak geografis berbeda. Aktivitas kolaboratif ini mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan dan keindahan alam mampu menyatukan manusia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini