JAKARTA, KOMPAS.com – Sektor perhotelan di Bali mencatat kinerja impresif pada paruh pertama 2025, ditopang oleh pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara dan peningkatan kinerja keuangan hotel.
Berdasarkan data Jones Lang LaSalle Incorporated (JLL) Indonesia, Bali menerima sekitar 3,3 juta wisatawan internasional sepanjang Januari–Juni 2025. Angka ini naik 12,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Meski Ada Efisiensi Anggaran, Transaksi Hotel 2025 Tembus 150 Juta USD
Executive Vice President, Investment Sales, Hotels & Hospitality Group, JLL Asia Pacific, Julien Naouri, mengatakan tren tersebut menunjukkan daya saing sektor perhotelan Indonesia di kawasan.
"Pasar hotel Jakarta menunjukkan ketahanan di tengah keterbatasan anggaran, sementara Bali terus mencatat pertumbuhan positif dengan 3,3 juta pengunjung internasional dalam enam bulan ini. Hal ini menandakan kekuatan Indonesia di sektor perhotelan yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara," ujar Julien dalam paparan Jakarta Property Market Update, Rabu (13/8/2025).
Pertumbuhan jumlah wisatawan berdampak positif pada kinerja keuangan hotel di Bali. Pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per available room/RevPAR) meningkat 4,2 persen secara tahunan (year-on-year).
Kenaikan ini didorong oleh tingkat harga harian rata-rata (average daily rate/ADR) yang naik 8,6 persen pada periode yang sama.
Sementara hingga akhir Juni 2025, jumlah pasokan kamar hotel di Bali mencapai 47.980 unit.
Baca juga: Banyak Liburan Bikin Tingkat Hunian Hotel Turun
Pada kuartal II-2025, tercatat penambahan 184 kamar baru dari dua hotel yang resmi dibuka, yakni hotel butik mewah Oshom Bali dengan 18 kamar, serta Fairfield by Marriott Kuta Ngurah Rai dengan 166 kamar.
Pasar hotel di Bali diperkirakan akan bertambah sekitar 824 kamar lagi hingga akhir 2025.
Beberapa proyek yang akan memperkuat pasokan tersebut antara lain Paradisus by Melia Bali, Hilton Garden Inn Nusa Dua, dan Kimpton Naranta Bali.
Julien menyebut, prospek kunjungan wisatawan asing ke Bali tetap positif, meski di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Bali menunjukkan resiliensi dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan asing dua digit dan pembukaan hotel-hotel strategis," kata Julien.
Pasar hotel di Jakarta pada paruh pertama 2025 menunjukkan ketahanan meski dihadapkan pada efisiensi anggaran, baik dari sisi domestik maupun pemerintah.
Hingga Juni 2025, pendapatan per kamar tersedia masih tumbuh 2,8 persen secara tahunan, walau tingkat okupansi turun 4,1 poin persentase dibanding periode yang sama tahun lalu.
Julien menjelaskan bahwa sebagian besar wisatawan domestik di Indonesia berasal dari kelompok milenial dan Gen Z berusia 25–40 tahun.
Baca juga: Merauke Bakal Punya Hotel Bintang Empat Bertaraf Internasional Perdana