KOMPAS.com – Indonesia mencatatkan prestasi gemilang di panggung internasional dengan empat kota meraih penghargaan bergengsi pada The 6th ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award and 5th Certificates of Recognition (CoR) 2025 dalam 18th ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME) di Langkawi, Malaysia, pada 2–3 September 2025.
Kabupaten Ciamis menyabet kategori Clean Land for Small Cities, Kota Malang diakui sebagai kota dengan udara terbersih (Clean Air), Kota Bandung unggul dalam kategori Clean Water, dan Kota Padangmeraih pengakuan sebagai kota dengan Circular Economy terbaik.
Baca juga: Ciamis Sabet Penghargaan Kota Kecil Terbersih Se-Asia Tenggara
Keberhasilan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam pembangunan kota berkelanjutan di ASEAN, dengan kolaborasi masyarakat, inovasi lokal, dan kebijakan progresif sebagai kunci utama.
Ciamis: Clean Land melalui Gotong Royong Masyarakat
Kabupaten Ciamis, yang dikenal sebagai Tatar Galuh, meraih penghargaan dalam kategori Clean Land for Small Cities berkat pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang luar biasa.
Penghargaan ini diterima oleh Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Ciamis, Giyatno, mewakili Bupati Herdiat Sunarya, pada 3 September 2025 di Langkawi.
Ciamis berhasil menonjol dengan strategi seperti Pasukan Ungu (petugas kebersihan lokal), Bank Sampah Induk, dan program ProKlim (Program Kampung Iklim) yang melibatkan masyarakat dalam pemilahan dan daur ulang sampah.
Baca juga: Data Smart City Sudah Dimanfaatkan untuk Penataan Kota Madiun
“Keberhasilan ini adalah bukti bahwa pengelolaan lingkungan yang sukses dimulai dari kebiasaan baik dan kolaborasi semua pihak,” ujar Giyatno.
Inisiatif seperti pengolahan sampah organik menjadi kompos dan budidaya maggot untuk pakan ternak juga memperkuat ekonomi sirkular lokal, mengurangi volume sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) hingga 40 persen sejak 2023.
Malang: Kota dengan Udara Terbersih di ASEAN
Kota Malang, Jawa Timur, dinobatkan sebagai kota dengan udara terbersih dalam kategori Clean Air di ASEAN ESC & CoR 2025.
Prestasi ini diraih berkat kebijakan ketat dalam pengendalian emisi kendaraan, pengembangan ruang terbuka hijau (RTH), dan program Kota Hijau Malang.
Wali Kota Malang, Sutiaji, menyatakan bahwa penghargaan ini adalah hasil dari komitmen jangka panjang untuk menjaga kualitas udara melalui penanaman pohon, pengelolaan transportasi publik rendah emisi, dan edukasi lingkungan melalui program Adiwiyata di sekolah-sekolah.
Baca juga: DIY dan Jawa Barat Terima Penghargaan Smart City Award 2025
Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang menunjukkan bahwa indeks kualitas udara (AQI) kota ini secara konsisten berada di bawah 50 (kategori baik) sepanjang 2024–2025, didukung oleh lebih dari 30 persen luas wilayah yang merupakan RTH.
Inisiatif seperti Malang Smart Mobility, yang mempromosikan kendaraan listrik dan jalur sepeda, serta pengendalian emisi industri melalui sertifikasi lingkungan, menjadikan Malang teladan dalam menjaga udara bersih di kawasan urban.