Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

400 Koin Emas dan Perak Era Romawi Ditemukan di Belanda

Kompas.com - 29/01/2025, 07:39 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Lebih dari 400 koin emas dan perak dari abad pertama ditemukan di Belanda. Koin-koin ini berisi campuran antara uang Romawi dan Inggris yang memuat potret para penguasa dari Roma, Inggris, hingga Afrika.

Dua pencari logam di kota Bunnik, sekitar 39 kilometer di tenggara Amsterdam, menemukan harta karun ini pada musim gugur 2023. Penemuan ini mencakup 404 koin, yang kemudian dibeli oleh Museum Nasional Purbakala Belanda dan kini dipamerkan dalam pameran bertajuk "Belanda di Masa Romawi".

Koin-koin ini diperkirakan dibuat pada periode 46–47 M, ketika Kaisar Romawi Claudius memerintah. Pada masa itu, perbatasan utara Kekaisaran Romawi adalah Sungai Rhein, tempat pasukan Romawi beroperasi untuk menghadapi suku-suku Jermanik dan melancarkan serangan ke Britania.

Baca juga: Harta Karun Romawi Berusia 1.700 Tahun Ditemukan di Luksemburg

Komposisi Harta Karun

Dari total 404 koin, sebanyak 116 di antaranya adalah koin emas, termasuk 72 koin aurei Romawi yang dibuat antara 19 SM hingga 47 M. Selain itu, terdapat 44 koin emas campuran (dikenal sebagai staters) yang dicetak di Inggris. Koin staters ini mencantumkan nama Raja Keltik Cunobelinus, yang memerintah antara 9–42 M.

Suetonius, seorang sejarawan Romawi, menyebut Cunobelinus sebagai "raja orang Briton," sementara ahli geografi Yunani, Strabo, mencatat bahwa Cunobelinus memperdagangkan logam mulia, gandum, dan anjing dengan Romawi.

Koin paduan emas abad pertama dari Inggris dengan tanda CVNO (Cunobeline) di satu sisi.National Museum of Antiquities of the Netherlands Koin paduan emas abad pertama dari Inggris dengan tanda CVNO (Cunobeline) di satu sisi.

Harta karun ini juga mencakup 288 koin perak yang dicetak antara 200 SM hingga 47 M. Salah satu koin perak tersebut menggambarkan Julius Caesar, sementara koin lainnya menampilkan potret Raja Juba dari Numidia (sekarang Aljazair). Koin ini sangat langka, terutama di daratan Eropa.

Arkeolog Belanda meyakini bahwa koin-koin ini kemungkinan disimpan dengan dikubur pada tahun 47 M oleh seorang tentara Romawi yang baru kembali dari Britania. Tentara tersebut mungkin mengumpulkan koin-koin Romawi sebagai bayarannya dan koin Inggris sebagai rampasan perang. Ada juga kemungkinan bahwa koin ini dikubur sebagai tanda syukur kepada para dewa atas keselamatannya kembali dari pertempuran.

Menurut pernyataan resmi, penemuan ini merupakan harta karun terbesar dari periode Romawi yang pernah ditemukan di provinsi Utrecht, Belanda. Selain itu, ini adalah temuan pertama di daratan Eropa yang mencakup campuran koin Romawi dan Inggris.

Koin-koin ini kini menjadi bagian dari Koleksi Arkeologi Nasional dan tersedia untuk penelitian lebih lanjut. Pameran ini tidak hanya mengungkapkan sejarah perdagangan dan perang di masa Romawi, tetapi juga menyoroti hubungan yang kompleks antara Kekaisaran Romawi dan Britania.

Baca juga: Lebih dari 1.300 Koin Kuno dari Zaman Kaisar Nero Ditemukan di Inggris

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau