KOMPAS.com – Kisah tragis menimpa seorang pemuda asal Sumatera Selatan bernama Randika Alzatria Syaputra (28). Ia ditemukan meninggal dunia di kawasan Cilacap, Jawa Tengah, dan sempat viral di media sosial dengan dugaan meninggal karena kelaparan.
Namun, fakta di lapangan mengungkap cerita yang berbeda.
Ketua RT 33 RW 09 Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Yulita Kartika Sari, membenarkan bahwa salah satu alamat yang tertulis dalam surat terakhir almarhum memang merupakan tempat tinggal warga di wilayahnya.
“Jujur saya tidak kenal sama dia (Randika), tapi memang pamannya yang tinggal di sini,” kata Yulita saat dikonfirmasi, Jumat (31/10/2025).
Menurut Yulita, alamat yang ditulis Randika sebenarnya termasuk wilayah RT 53, hasil pemekaran dari RT 33.
“Mungkin almarhum hanya mengetahui alamat lama, jadi dia menulisnya RT 33,” ujarnya.
Baca juga: Korupsi Pasar Cinde, Alex Noerdin dan Eks Wako Palembang Didakwa Pasal Berlapis
Yulita menjelaskan bahwa kabar penemuan jenazah Randika Alzatria Syaputra pertama kali diterimanya dari perwakilan DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Palembang yang mendatangi rumahnya pada Jumat (17/10/2025).
“Saya mendapat kabar dari DPW PAN Palembang yang berkoordinasi dengan DPW PAN Cilacap. Mereka mengabarkan ada jenazah pria ditemukan di Cilacap dan di sampingnya ada buku berisi daftar alamat, salah satunya di RT 33 Demang Lebar Daun,” tutur Yulita.
Ia juga meluruskan kabar yang menyebut jenazah ditemukan di teras rumah warga. Berdasarkan informasi yang diterimanya, Randika ditemukan meninggal dunia di sebuah masjid.
“Mungkin karena warga mau salat Jumat, jadi jenazahnya dipinggirkan sementara. Tapi saya tidak tahu detailnya seperti apa,” kata Yulita.
Baca juga: Heboh Video Penculikan Anak Dalam Karung di Palembang, Polisi: Hoaks, Main-main Warga
Di samping jasad Randika ditemukan surat tulisan tangan berjudul “Broken Home” yang kemudian viral di media sosial. Surat itu memuat data pribadi dan nama-nama anggota keluarganya, di antaranya:
Dalam surat tersebut, Randika menulis permohonan terakhir yang menyayat hati:
“Pak/Ibu, tolong antarkan ke sini.”
Ia juga mencantumkan alamat kakek dan neneknya di Palembang, yaitu di Jalan Kaliauni/Lorong Gembira/Jalan Gabeng, RT 33 RW 09 No. 3986, depan RS Siti Khodijah, samping Istana Gubernur Palembang.
Baca juga: Pemkot Palembang Batasi Mutasi ASN, Hanya Dua Kali Setahun
Selain itu, ia menuliskan sejumlah nama keluarga lain seperti Edy Alhakim, Ikhsan Arpani, Ahmad Pahlevi, dan Fidya Sukmawati.