Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Keracunan MBG di Gunungkidul Hampir 700 Orang, Ini yang Disoroti Sultan HB X…

Kompas.com - 31/10/2025, 15:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KOMPAS.com - Kasus dugaan keracunan akibat mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kali ini terjadi di Kabupaten Gunungkidul.

Ada sebanyak 695 siswa di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, mengalami gejala keracunan setelah makan menu MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Planjan Saptosari, Selasa (28/10/2025).

Anak-anak yang menjadi korban keracunan makanan merupakan murid dari SMP Negeri 1 Saptosari dan SMK Saptosari.

Baca juga: Usai Insiden Keracunan Massal, Dindikpora DIY Wajibkan Label Kedaluwarsa Makanan MBG

Ratusan murid yang hampir berjumlah 700 orang itu melaporkan mengalami mual, muntah, dan pusing beberapa jam setelah mengonsumsi menu MBG.

Sri Sultan HB X menyoroti pengawasan teknis di dapur MBG

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih saat sidak di SPPG Planjan, Kapanewon Saptosari, Rabu (29/10/2025)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih saat sidak di SPPG Planjan, Kapanewon Saptosari, Rabu (29/10/2025)

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menilai lemahnya pengawasan teknis di dapur menjadi salah satu faktor utama insiden tersebut.

Menurut Sultan HB X, pelaksana di lapangan sering mengabaikan hal-hal mendasar seperti suhu penyimpanan daging dan waktu pengolahan makanan.

“Oh iya, soal keracunan itu saya tidak tahu pasti penyebabnya. Apakah karena masaknya terlalu pagi atau malam, saya tidak tahu persis,” ujar Sultan, seperti yang dikutip Tribun Jogja, Kamis (30/10/2025).

“Tapi selalu saya katakan, kalau memang jumlahnya terlalu banyak di luar kemampuan yang memasak, misalnya dimakan jam 08.00 atau jam 10.00, khususnya untuk sayur atau daging yang dimasak untuk banyak orang, mestinya kan membutuhkan es batu atau freezer,” ungkapnya.

Baca juga: Cek Dapur MBG, Wabup Pidie Jaya Tinju Kepala Dapur SPPG karena Nasi Dingin, Kini Minta Maaf

Ia menekankan bahwa makanan yang disiapkan dalam jumlah besar membutuhkan perlakuan khusus agar tetap aman dikonsumsi.

“Kalau untuk 40-50 orang, berarti berapa kilo daging atau sayur? Itu harus disimpan di tempat dingin,” terangnya.

“Kalau tidak didinginkan, lima jam saja bisa berubah warna jadi kebiruan. Kalau kemudian digoreng, ya bisa bikin mabuk, bisa menimbulkan keracunan. Itu logika sederhana, tidak perlu dokter pun bisa paham,” tandasnya.

Sultan HB X juga menekankan bahwa pengawasan administratif tidak cukup tanpa pemahaman teknis di lapangan.

“Sekarang masalahnya tinggal di pelaksanaan di lapangan. Bapak-bapak atau ibu-ibu, kan saya ngawasi bapak-bapak—orangnya tahu di dapur siapa? Meskipun dokter, orang tidak tahu apa yang terjadi di dapur,” ucapnya.

“Mungkin (mereka) tidak paham hal-hal seperti itu. Tapi kalau ibu-ibu, kan mungkin lebih mengerti. Jadi, harus telaten untuk mengawasi itu saja,” bebernya.

Baca juga: Gara-gara Nasi Dingin, Wabup Pidie Jaya Diduga Pukul Kepala SPPG-MBG

Halaman:


Terkini Lainnya
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Jawa Tengah
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Sulawesi Selatan
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Barat
 Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Sumatera Selatan
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
Jawa Barat
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau