Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Insiden Keracunan Massal, Dindikpora DIY Wajibkan Label Kedaluwarsa Makanan MBG

Kompas.com - 31/10/2025, 13:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KOMPAS.com - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dindikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewajibkan setiap penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencantumkan label kedaluwarsa pada makanan yang dibagikan kepada siswa.

Kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipatif pascakasus keracunan massal di Gunungkidul, yang membuat puluhan siswa harus mendapat perawatan medis.

Kepala Dindikpora DIY, Suhirman, menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan sekolah dan penyedia makanan bergizi untuk memperketat pengawasan distribusi.

Baca juga: Cek Dapur MBG, Wabup Pidie Jaya Tinju Kepala Dapur SPPG karena Nasi Dingin, Kini Minta Maaf

“Beberapa sudah dilakukan. Kemarin saya lihat di SMAN 1 Yogyakarta itu sudah berlabel,” ujar Suhirman, seperti yang dikutip Tribun Jogja, Kamis (30/10/2025).

Suhirman menambahkan, Disdikpora DIY kini menggelar koordinasi rutin setiap minggu dengan kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di tiap kabupaten dan kota.

Rapat ini bertujuan memantau pelaksanaan program MBG sekaligus memastikan seluruh proses distribusi makanan berlangsung sesuai standar keamanan pangan.

“Kami sudah sampaikan ke sekolah, begitu diantar langsung dimakan saja. Ini baru diuji lab terkait penyebabnya,” tambah Suhirman.

Baca juga: Gara-gara Nasi Dingin, Wabup Pidie Jaya Diduga Pukul Kepala SPPG-MBG

Kasus keracunan massal di Gunungkidul

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih (masker merah putih) mengunjungi pasien diduga keracunan MBG di RSUD Saptosari, Rabu (29/10/2025)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih (masker merah putih) mengunjungi pasien diduga keracunan MBG di RSUD Saptosari, Rabu (29/10/2025)

Kasus dugaan keracunan terjadi pada Selasa (28/10/2025), di mana ratusan siswa dari SMP Negeri 1 Saptosari dan SMK Saptosari, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, melaporkan gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu makanan MBG.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menilai lemahnya pengawasan teknis di dapur menjadi salah satu faktor penyebab insiden dugaan keracunan MBG.

“Oh iya, soal keracunan itu saya tidak tahu pasti penyebabnya. Apakah karena masaknya terlalu pagi atau malam, saya tidak tahu persis,” tutur Sri Sultan HB X, seperti dikutip Tribun Jogja, Kamis (30/10/2025).

“Tapi selalu saya katakan, kalau memang jumlahnya terlalu banyak di luar kemampuan yang memasak, mestinya kan membutuhkan es batu atau freezer,” imbuhnya.

Menurut Sultan, makanan yang disiapkan dalam jumlah besar harus mendapat perlakuan khusus, termasuk pengawetan bahan, seperti daging dan sayur agar tetap aman.

“Kalau tidak didinginkan, lima jam saja bisa berubah warna jadi kebiruan. Kalau kemudian digoreng, ya bisa bikin mabuk, bisa menimbulkan keracunan. Itu logika sederhana, tidak perlu dokter pun bisa paham,” tegasnya.

Baca juga: Wakil Bupati Pidie Jaya Diduga Aniaya SPPG MBG, Ini Kronologinya

Guru juga jadi korban makanan MBG 

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengatakan tidak hanya siswa, sejumlah guru juga mengalami gejala keracunan saat mencicipi hidangan MBG sebelum dibagikan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Jawa Tengah
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Sulawesi Selatan
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Barat
 Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Sumatera Selatan
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
Jawa Barat
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau