Ajakan untuk bekerja di luar negeri ini, meskipun diungkapkan secara informal, mencerminkan keinginan sebagian masyarakat untuk mencari peluang yang lebih baik di negara lain.
Menanggapi tren ini, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, atau yang lebih akrab disapa Noel, menunjukkan sikap santai.
Ia menyatakan bahwa tidak merasa perlu untuk mengomentari tren tersebut secara mendalam.
Baca juga: SBM ITB: #KaburAjaDulu Cerminan Kondisi Ekonomi dan Sosial yang Memburuk
Lebih lanjut, Noel mengizinkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin berkarir di luar negeri untuk tidak kembali ke Indonesia, sembari menekankan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan tidak terpengaruh oleh tagar-tagar di media sosial.
Di sisi lain, Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, memahami bahwa tantangan ini perlu ditanggapi dengan serius.
Ia berpendapat bahwa pemerintah harus menciptakan lebih banyak kesempatan kerja berkualitas agar WNI tidak merasa perlu "kabur".
Yassierli menambahkan, jika WNI memiliki niat untuk meningkatkan keterampilan dan kembali untuk berkontribusi di Indonesia, maka langkah tersebut adalah positif.
Baca juga: Manfaat Sayur Oyong untuk Kesehatan, Bisa Cegah 5 Penyakit
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, juga menggarisbawahi pentingnya keterampilan bagi pekerja migran agar dapat bersaing di pasar kerja luar negeri.
Ia mengingatkan, meski tren ini memberikan peluang, individu yang ingin bekerja di luar negeri perlu meningkatkan kemampuan mereka terlebih dahulu untuk memperoleh upah yang layak.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk periode Januari hingga November 2024, tercatat 272.164 pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Mayoritas dari mereka bekerja di sektor informal, dan data menunjukkan bahwa perempuan mendominasi angka ini.
Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, memberikan pandangannya terkait tren #KaburAjaDulu.
Ia menyebutnya sebagai ungkapan emosi masyarakat yang bereaksi terhadap keadaan saat ini.
Willy mengingatkan bahwa setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk membangun bangsa dan tidak dapat mengandalkan segelintir orang saja.
Ia juga menyoroti pentingnya peran diaspora dalam kemajuan suatu negara, dengan memberikan contoh Korea Selatan dan Turki yang berhasil berkat kontribusi warganya yang belajar di luar negeri dan kembali untuk memajukan industri di negara asal mereka.
Willy mengajak masyarakat untuk bersatu dalam membangun Indonesia dan tidak melupakan tanggung jawab sebagai Warga Negara Indonesia.
Dengan demikian, fenomena #KaburAjaDulu mencerminkan tantangan yang kompleks bagi pemerintah, masyarakat, dan individu yang ingin mencari peluang di luar negeri.
Sumber: Kompas.com
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarangArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya