Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Ekonom soal Kelanjutan Kopdes Merah Putih Usai Ferry Juliantono Gantikan Budi Arie

Kompas.com - 10/09/2025, 09:30 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ferry Juliantono resmi dilantik sebagai Menteri Koperasi (Menkop) menggantikan Budi Arie Setiadi dalam reshuffle Kabinet Merah Putih pada Senin (8/9/2025).

Selain Ferry, sejumlah menteri dan wakil menteri juga diambil sumpahnya oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta.

Menariknya, hanya beberapa jam sebelum reshuffle, Budi Arie masih sempat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan pagu anggaran 2026 senilai Rp 937 miliar serta sejumlah program Kementerian Koperasi (Kemenkop), termasuk rencana digitalisasi lebih dari 80.000 unit Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

Perubahan kepemimpinan ini pun menimbulkan pertanyaan, bagaimana nasib program Kopdes Merah Putih di bawah Ferry Juliantono?

Baca juga: Apa Itu Kopdes Merah Putih yang Diresmikan Prabowo Hari Ini?

Selesaikan PR

Peneliti ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Jaya Darmawan, menilai pergantian menteri koperasi tidak akan banyak memengaruhi keberlanjutan program Kopdes Merah Putih.

"Justru karena Ferry adalah orang dekat Presiden, program ambisius Kopdes Merah Putih ini kemungkinan akan lebih terjamin keberlanjutannya," kata Jaya saat dimintai pandangan Kompas.com, Selasa (9/9/2025).

Meski demikian, ia menekankan bahwa siapapun menterinya, tetap ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Eksekusi program Kopdes Merah Putih, menurutnya, masih menghadapi berbagai hambatan.

“Mulai dari pendanaan yang belum lancar, bentuk usaha koperasi yang belum jelas, hingga keraguan para pelaku koperasi soal keberlanjutan program. Sejak awal, perencanaannya memang tidak matang,” ujarnya.

Harapan lebih baik

Sementara itu, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, berharap program Kopdes Merah Putih dapat berjalan lebih baik di bawah Ferry Juliantono.

Menurutnya, Ferry tidak memiliki kepentingan politik jangka pendek yang bisa memengaruhi arah program, berbeda dengan Budi Arie.

“Harapannya lebih baik, karena Ferry lebih rasional dan tidak punya beban politik jangka pendek,” kata Wijayanto kepada Kompas.com.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa program Kopdes Merah Putih perlu ditinjau ulang secara mendalam agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

“Para menteri harus berpikir untuk 10 tahun ke depan. Jangan sampai program ini justru jadi temuan yang merugikan banyak pihak,” tambahnya.

Wijayanto menekankan bahwa program yang terburu-buru berisiko menghasilkan eksekusi buruk dan membuka celah korupsi.

“Jika koperasi kolaps lalu Dana Desa dipakai sebagai jaminan dan pada akhirnya ditutup dengan skema burden sharing lewat SBN, ke depan ini bisa saja jadi temuan BPK, KPK, atau Kejaksaan,” ungkapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau