Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kian Jarang Llihat Capung? Dosen UGM Peringatkan Ini

Kompas.com - 15/09/2025, 13:30 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Capung Kian Jarang Terlihat? Tanda Alam Sedang Tidak Baik-Baik Saja

KOMPAS.com - Di masa kecil, capung kerap menjadi pemandangan akrab di sawah, kebun, sekitar perairan, hingga seputaran rumah. Namun kini, serangga mungil yang lincah beterbangan itu semakin jarang terlihat.

Populasi capung di Indonesia, bahkan di dunia, dilaporkan terus menurun drastis. Beberapa spesies endemik seperti capung jarum Sunda, capung Jawa, dan capung Sulawesi sudah masuk daftar terancam punah.

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan dampak ekologis yang lebih luas, mengingat capung merupakan predator alami nyamuk dan serangga hama pertanian.

Lalu, sebenarnya ke mana perginya capung? Apa yang menyebabkan jumlahnya semakin berkurang?

Baca juga: Penjelasan Ahli soal Undur-undur yang Disebut Jadi Capung Saat Dewasa

Penyebab populasi capung menurun

Ilustrasi capung. (PIXABAY/HANS BRAXMEIER)
(PIXABAY/HANS BRAXMEIER) Ilustrasi capung. (PIXABAY/HANS BRAXMEIER)

Para ahli menyebut, kombinasi pencemaran, penggunaan bahan kimia pertanian, serta perubahan iklim menjadi faktor utama yang mengancam kelestarian capung.

Ahli hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo, menjelaskan bahwa penurunan populasi capung sangat erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan perairan.

Larva capung yang bisa hidup 6–9 bulan, bahkan lebih dari setahun di dalam air, sangat bergantung pada kondisi perairan yang bersih.

“Pencemaran akibat deterjen, insektisida, dan herbisida bisa menyebabkan kematian larva capung secara massal,” ujarnya saat dimintai informasi Kompas.com pada Minggu (14/9/2025).

Selain itu, perubahan iklim juga ikut mengganggu siklus hidup capung, mulai dari fase larva hingga dewasa.

Baca juga: Ramai soal Undur-undur Menjadi Capung Saat Dewasa, Ini Kata Ahli

Dampak herbisida pada siklus hidup capun

Slamet menambahkan, penggunaan herbisida di sektor pertanian bukan hanya mencemari air, tetapi juga meninggalkan residu berbahaya.

Serangga yang menjadi mangsa capung sering terpapar residu tersebut, sehingga berimbas pada kesehatan dan reproduksi capung.

"Residu ini bisa termakan serangga lain yang menjadi mangsa capung," tuturnya.

Efeknya serius, mulai dari penurunan kesehatan hingga menyebabkan kemandulan pada capung yang bertahan hidup.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau