Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Baru Jepang Sanae Takaichi Mengaku Gemar Drakor, Upaya Redam Kekhawatiran Seoul?

Kompas.com - 23/10/2025, 18:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Jepang yang baru terpilih, Sanae Takaichi, berupaya meredakan kekhawatiran publik Korea Selatan terkait arah kebijakan Tokyo di bawah kepemimpinannya.

Dalam konferensi pers perdananya pada Selasa (21/10/2025) malam, Takaichi menegaskan bahwa hubungan Jepang–Korea Selatan lebih penting daripada sebelumnya.

Ia juga membagikan sisi pribadinya yang menunjukkan ketertarikan kuat terhadap budaya Korea.

Baca juga: 7 Fakta Sanae Takaichi PM Wanita Pertama Jepang Murid Shinzo Abe

Dengan nada ringan, Takaichi mengaku gemar mengonsumsi gim (rumput laut kering berbumbu) Korea, memakai produk kosmetik asal Negeri Ginseng, dan menonton drama Korea di waktu senggang.

“Saya suka rumput laut Korea, saya juga memakai kosmetiknya, dan menonton drama Korea,” ujarnya sambil tersenyum, dikutip dari Surat kabar Jepang The Mainichi, Rabu (22/10/2025).

Pernyataan tersebut muncul di tengah kekhawatiran bahwa latar belakang politik Takaichi, yang dikenal tegas dalam isu keamanan dan diplomasi, bisa memperburuk hubungan dua negara yang selama ini diwarnai ketegangan sejarah.

Dengan menonjolkan sisi humanis dan minatnya pada budaya populer Korea, Takaichi tampaknya ingin menunjukkan niatnya menjaga hubungan bilateral tetap hangat di tengah dinamika politik kawasan.

Baca juga: Jadi PM Wanita Pertama Jepang, Ini 8 Pernyataan Sanae Takaichi yang Tuai Pro Kontra

Rutin kunjungi kuil Yasukuni jadi sumber ketegangan

Sanae Takaichi, Calon PM Perempuan Pertama Jepang, Simpan Supra Langka Sejak 1991instagram.com/wanganmidnightjp Sanae Takaichi, Calon PM Perempuan Pertama Jepang, Simpan Supra Langka Sejak 1991

Media The Korea Times pun melaporkan, Takaichi dikenal sebagai politikus konservatif yang rutin mengunjungi Kuil Yasukuni di Tokyo, tempat yang kerap memicu kontroversi diplomatik dengan Korea Selatan dan China.

Kuil ini dianggap sensitif karena di dalamnya dihormati para prajurit Jepang, termasuk yang terlibat dalam kejahatan perang Perang Dunia II.

Setiap kunjungan pejabat Jepang ke sana sering dipandang sebagai bentuk glorifikasi militerisme masa lalu.

Menariknya, Takaichi tidak menghadiri festival musim gugur di Yasukuni akhir pekan lalu, sebuah acara yang sebelumnya hampir selalu ia datangi.

Langkah ini dipandang sebagai upaya hati-hati untuk menghindari gesekan diplomatik di tengah sorotan internasional terhadap kepemimpinannya yang baru.

Dalam konferensi pers perdananya, Takaichi menyebut Korea Selatan sebagai negara tetangga yang penting dan menyatakan keinginannya untuk segera bertemu Presiden Lee Jae Myung guna mempererat kerja sama bilateral.

Hubungan kedua negara akan kembali diuji akhir bulan ini saat Korea Selatan menjadi tuan rumah KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di mana Jepang diperkirakan memainkan peran penting dalam agenda diplomasi regional.

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau