KOMPAS.com - Banyak orang mencoba menerapkan gaya hidup hemat demi bisa menabung dan menjadi kaya.
Gaya hidup hemat atau frugal living merupakan gaya hidup yang lebih mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, serta menggunakan cara paling efisien untuk menggunakan sumber daya, termasuk uang.
Namun, terdapat unggahan di media sosial yang mengatakan bahwa gaya hidup hemat atau frugal living di Indonesia tidak dapat menjadikan seseorang menjadi kaya.
"Frugal living di Indo? BIG NO. Mau sehemat apapun lu gak akan bisa lawan inflasi. Daripada menderita, mending cari income tambahan," tulis akun @ru********** melalui media sosial Instagram, Selasa (30/9/2025).
Lantas, benarkah gaya hidup hemat di Indonesia tidak dapat membuat seseorang menjadi kaya?
Baca juga: Emas, Saham, atau Kripto, Mana Investasi Terbaik dan Bagaimana Cara Pilih yang Tepat?
Pengamat Ekonomi Wijayanto Samirin mengatakan bahwa frugal living akan membuat hidup seseorang berkecukupan.
Namun, jika seseorang ingin kaya, Wijayanto mengatakan tidak bisa hanya dengan menggantungkan pola hidup hemat.
"Tetapi juga harus melakukan terobosan untuk memaksimalkan pendapatan, salah satunya dengan berinvestasi," kata Wijayanto ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (24/10/2025).
Apabila seseorang ingin menerapkan hidup hemat dengan frugal living, Wijayanto mengatakan saat ini Indonesia memasuki era inflasi rendah sehingga tidak terlalu membebani mereka yang ingin hidup dengan cara tersebut.
"Indonesia memasuki era inflasi rendah, sekitar 2-3 persen. Ini tidak terlalu membebani mereka yang ingin hidup berkecukupan dengan cara frugal living," kata Wijayanto.
Baca juga: Investasi Emas atau Perak, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Wijayanto mengatakan, faktor utama Indonesia memasuki era inflasi rendah adalah daya beli masyarakat yang terpuruk.
Karena itulah, dalam beberapa bulan di 2024 dan 2025, Indonesia justru mengalami deflasi.
"Kendati pun demikian, peran Bank Indonesia dalam menjaga supply uang dan peran Pemerintah dalam menjaga supply berbagai kebutuhan pokok juga ikut berperan," kata Wijayanto.
Saat ini, diketahui hampir seluruh dunia juga sedang mengalami tren inflasi rendah.
WIjayanto memperkirakan, pada 2027 inflasi baru akan berpotensi meningkat.