Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Operasi Polisi Rio de Janeiro yang Tewaskan 132 Orang, Tragedi Paling Mematikan di Brasil

Kompas.com - 30/10/2025, 14:30 WIB
Intan Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Kota Rio de Janeiro, Brasil, menjadi sorotan dunia setelah operasi besar-besaran polisi berakhir dengan lebih dari 130 orang tewas.

Peristiwa ini terjadi pada Selasa (28/10/2025) dini hari di kawasan padat penduduk Penha dan Alemao. Selama puluhan tahun, dua wilayah itu dikenal sebagai sarang geng narkoba Red Command.

Baca juga: Tembus Ratusan Korban, Geng Narkoba Brasil Serang Polisi Pakai Pesawat Tanpa Awak

Operasi yang disebut pemerintah sebagai "pukulan besar terhadap kejahatan terorganisasi" justru menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar.

Lantas, apa saja yang perlu diketahui dari "operasi paling mematikan" di Brasil ini?

Lebih dari 130 orang tewas akibat operasi ini

Data otoritas setempat menunjukkan 132 orang tewas dalam bentrokan bersenjata di kawasan utara Rio.

Korban ditemukan di sekitar Vila Cruzeiro, bagian dari kompleks Penha dan Alemao yang selama ini dikuasai kelompok kriminal.

Polisi mengerahkan sekitar 2.500 personel bersenjata lengkap, helikopter, dan kendaraan lapis baja dalam operasi yang disebut sebagai hasil investigasi dua bulan.

Baca juga: 4 Polisi Terjerat Kasus Narkoba Tak Dipidana, Sempat Pulang ke Rumah

Wilayah favela Brasil jadi pusat pertempuran

Penha dan Alemao merupakan bagian dari jaringan favela di Brasil. Sebagai informasi, favela merupakan kawasan padat penduduk yang kerap menjadi medan konflik antara polisi dan geng bersenjata.

Kawasan ini dikenal sulit dijangkau dan menjadi jalur utama perdagangan narkoba di Rio.

Aparat menyebut operasi kali ini menargetkan Comando Vermelho atau Red Command, salah satu kartel terbesar di Brasil yang diduga menggunakan drone berisi bahan peledak danmembakar bus untuk menghalangi pergerakan polisi.

Baca juga: Dulu Putus Asa Vonis Ditambah, Kini Ammar Zoni Diduga Terlibat Peredaran Narkoba di Rutan

Kesaksian warga sebut operasi itu pembantaian

Suasana di lapangan berubah menjadi kekacauan setelah baku tembak berlangsung berjam-jam.

Warga menggambarkan kondisi mirip zona perang, dengan suara tembakan dari berbagai arah dan asap hitam mengepul dari rumah-rumah.

"Negara datang bukan untuk melindungi, tapi membunuh," ujar seorang warga Penha, dikutip dari The Guardian, Rabu (29/10/2025).

Banyak keluarga membawa jasad kerabat mereka ke jalan utama dan membaringkannya di depan umum sebagai bentuk protes terhadap aksi brutal aparat.

Baca juga: Ramai Narasi Mengurung Diri di Kamar Jadi Ciri Pengguna Narkoba, Benarkah? Ini Kata Psikolog

Gubernur Claudio Castro bela polisi

Setelah kejadian, Gubernur Rio de Janeiro Claudio Castro membela operasi tersebut dan menyebut korban tewas merupakan anggota geng kriminal.

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau